Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

BFC Tersingkir "Menyakitkan" di Kandang PSM Makassar

3 Mei 2019   20:55 Diperbarui: 4 Mei 2019   14:08 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Piala Indonesia/kompas.com

Baru saja usai semifinal leg kedua Piala Indonesia anatara PSM kontra Bhayangkara FC. Laga tersebut digelar di Stadion Andi Mattoanging Makassar. Jum'at (3/5/2019).

Laga krusial tersebut dimenangkan tim Juku Eja usai mengandaskan BFC dengan skor meyakinka 2-0 tanpa balas. Berkat kemenangan dua gol ini meloloskan PSM Makassar ke semifinal Kratingdaeng Piala Indonesia 2018-2019.

Dua gol PSM dicetak M Rahmat menit ke-30. Unggul 1-0 ini bertahan hingga turun minum. Memasuki babak kedua PSM Makassar kembali merobek gawang BFC yang  diceploskan oleh Rizky Pellu menit ke-56 melalui tendangan jarak dekat melalui kaki kiri. Skor pun berubah 2-0.

Sebenarnya  di menit  24 babak pertama,  Bhayangkara FC sempat mendapatkan hadiah penalti setelah Asnawi Mangkualam melakukan hand ball di dalam kotak penalti. Sayangnya eksekusi yang dilakukan Anderson Salles mampu digagalkan Rivky Mokodompit.

Tak berselang lama, pada menit ke-28 babak pertama, tim tamu mendapatkan tendangan bebas. Anderson Salles yang melakukan tendangan bebas, bola nampak sudah melewati garis gawang PSM sebelum memantul keluar. Namun bola yang seharusnya menjadi gol dianulir wasit, jujur saja akibat keputusan ini BFC dirugikan juru "pengadil".

Dari tayangan ulang di televisi, terlihat bola tendangan Salles sudah melewati garis gawang. Sayangnya, kompetisi di Indonesia belum menerapkan asisten wasit video (VAR) sehingga fair play belum sepenunya bisa diterapkan.

Menang dua angka membuat tuan rumah  menurunkan tempo permainan. Sebaliknya, Bhayangkara FC main menekan hingga ke jantung pertahanan PSM, beberapa momen terjadi pelanggaran dilakukan Rivky Mokodompit terhadap penyerang BFC, pelanggaran yang seharusnya hukuman pinalti kedua, ternyata oleh wasit hanya terjadi tendangan bebas diluar garis pinalti, sehingga wasit kembali merugikan  para pemain The Guardian.

Lagi-lagi keputusan wasit mutlak tak dapat diganggu gugat, kapan protes keras wasit akan mengeluarkan senjata andalannya berupa "Kartu Sakti Mandraguna" dan ini menguntungkan wasit, meskipun keputusannya keliru. Di sisa waktu babak kedua tidak ada gol yang tercipta. Skor 2-0 bertahan hingga peluit panjang ditiup wasit, sebagai tanda berakhirnya laga.

Hasil positif ini, meloloskan PSM Makassar ke babak semifinal Piala Indonesia. Meski secara agregat sama kuat 4-4, akan tetapi tersingkir menyakitkan buat The Guardian julukan bagi Bhayangkara FC.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun