Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pelaku Pembunuhan di UNM Dosen Bergelar Doktor, Bro Rivai: Mencoreng Dunia Akademik

23 Maret 2019   20:38 Diperbarui: 23 Maret 2019   21:01 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kondisi ini, kata dia, terjadi hanya untuk mengikuti mindset sebagian besar publik yang senang memandang simbol-simbol intelektual ketimbang subtansi intelektual. Pasalnya banyak orang lebih mau mendengar seorang Doktor berbicara karena dinilai pendidikannya cukup mumpuni, ketimbang seorang yang stratanya masih di bawah.

"Publik kita terbiasa dengan penilaian hitam-putih, atas-bawah, dan pandai-bodoh, atau menambah gizi gengsi gelar Doktor," terangnya.

Rivai menjelaskan, yang jadi masalah saat ini adalah "gengsi" seseorang yang bergelar Doktor cukup tinggi di mata masyarakat, sehingga menjadi salah satu jalan pintas meningkatkan status sosialnya di hadapan masyarakat. Padahal tidak sejalan dengan perilaku dan moralitas yang ia miliki.

"Data yang dirilis oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi tahun 2017 menyebutkan bahwa Indonesia telah melahirkan Doktor sebanyak 31.000 orang dari total sekitar 270.000 dosen yang tersebar di 4.500 kampus negeri dan swasta. Jumlah pencapaian yang masih jauh dari standar minimal Doktor yang diharapkan yaitu sebanyak 60.000 orang," ungkap Rivai.

"Dan sampai dengan saat ini di tingkat ASEAN, Indonesia masih kalah jauh dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia, dan Thailand, belum lagi dari sisi kualitas dan sumber serta proses perolehan doktornya." sambungnya.

Seperti yang telah diberitakan, Polisi berhasil mengungkap pelaku pembunuhan pegawai UNM bernama Sitti Zulaiha.

Dari hasil penyelidikan yang dilakukan Polda Sulsel, pembunuhan tersebut diduga dilakukan oleh salah seorang oknum dosen di UNM, Dr Wahyu Jayadi.

Wahyu Jayadi diketahui merupakan dosen UNM Fakultas Ilmu Keolahragaan Prodi Pendidikan kepelatihan Olahraga dan menjabat sebagai Kepala Pusat UPT KKN UNM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun