Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jumriah dan Visi Berkeseniannya yang Menggugah

29 Januari 2019   14:40 Diperbarui: 29 Januari 2019   14:57 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumriah. Spd adalah seorang guru Sekolah Dasar Negeri Inpres Perumnas III beralamatkan di Jalan.Tamalate VI Kecamatan Rappocini Kelurahan Kassi-kassi Makassar. Beliau sekaligus Wali Kelas VI SDN Inpres Perumnas III.

Berikut kisah singkat ibu guru Jumriah yang getol dan mencintai kesenian budaya lokal, khususnya Makassar.

Jumriah di Podium (dokpri)
Jumriah di Podium (dokpri)
Ibu Jum lahir di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibukota Kabupaten ini terletak di Balangnipa atau Kota Sinjai yang berjarak sekitar 220 km dari Kota Makassar.

Dinamakan Jumriah, besar kemungkinan lahirmya bertepatan pada hari Jumat 27-7-1977. Jumriah lahir dari rahim seorang ibu Sitti Khadijjah, sedangkan bapaknya bernama Alm. Tola. Pasangan ini terbilang keluarga besar, bayangkan orang tunya memiliki 7 anak wanita dan 1 anak laki-laki.

Dokpri
Dokpri
Masa kecilny dihabiskan di Sinjai tepatnya desa Bikeru hingga memasuki jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP.).

Jumriah menuturkan bahwa, "Tidak bisa dipungkiri jika seni itu sudah menyatu dalam jiwaku sejak masih kanak-kanak."  Tegas.

Masa kecilnya, mulai dari TK, Jum kecil ini sudah bisa  mencipta gerak tari dan meraih juara 1,setiap tahunnya. Melalui seni itulah, Jum dan teman temannya mengharumkan nama sekolahnya, yaitu TK PERTIWI Bolaromang, yang terletak di kabupaten Sinjai- Selatan, Bikeru

Syifa salah satu murid bu Jumriah, sedang membacakan puisi (dokpri)
Syifa salah satu murid bu Jumriah, sedang membacakan puisi (dokpri)
Jiwa seninya lahir tanpa dibuat buat hingga memasuki bangku sekolah dasar, SD Neg 42 Bolaromang. Setiap tahunnya, seperti Peringatan HUT Kemerdekaan RI Jumriah tak pernah absen aktif mengikuti berbagai lomba seni dan mampu meraih juara 1.

Bukan hanya berbakat di bidang seni, kerap pula mengikuti lomba Puisi, menyanyi solo dibawah bimbingan Hj Andi Norma Paduai, dari ajang ini pun diganjar juara 1.

dokpri
dokpri
Aktivitas lainnya memimpin kegiatan lomba baris berbaris pada gerak jalan tingkat SD dan SMP,  dan pernah juga meraih juara 1 lomba cerdas cermat tingkat  SD khususnya Sinjai  Selatan  serta  juara 1 mewakili Sinjai Selatan di tingkat Kabupaten.

Setamatnya Sekolah Dasar,  beliau melanjutkan petualangannya ke SMPN Manippi Sinjai Barat, tak lama berselang pindah ke SMPN  Bikeru Sinjai Selatan. Tamat SMP tahun 1994.

Kemudian melanjutkan sekolah tingkat menengah yaitu di SMKI Negeri, Somba Opu Sungguminasa Gowa. SMKI adalah singkatan dari Sekolah Menengah Karawitan Indonesia, satu- satunya di Indonesia Timur.

Dokpri
Dokpri
Karawitan dalam bahasa Jawa artinya  kesenian. SMKI terbagi dari tiga jurusan yaitu Tari , Musi dan Teater.

Waktu itu Jumriah "menjerumuskan" dirinya ke jurusan Teater, menurutnya jurusan Teater ini mencakup semua jurusan, belajar tari dan musik.

Dokpri
Dokpri
Memasuki sekolah seni bukannya tanpa sebab, pasalnya ia merantau ke Makassar ingin melanjutkan di SMAK (Sekolah Menengah Analisis Kimia). Rupanya apa yang dikehendaki manusia, sang pencita berkehendak lain, dipertemukanlah Jumriah dengan Sekolah Seni. Tanpa terlintas sedikitpun bahwa terdapat sekolah seni di Gowa, saking semangatnya memasuki SMKI jurusan Analis Kimia pun ia lupakan, dan alhamdulillah  Lulus diterima.

Selama 3 tahun  menuntut ilmu bergelut di dunia seni, di Sanggar Seni Almarhum SIRAJUDDIN  daeng Bantang (passinrilik)  yang terkenal pada masa itu,  setiap malam Minggu Jumriah dan kawan-kawan mempersembahkan tari di Hotel Viktoria sebelum berganti nama, dari sanalah ia dan anak sanggar mulai merasakan hasil sendiri, menerima honor sebanyak 25 ribu rupiah, masa itu honor ini nilainya sangat tinggi.

Selain sering tampil menari, sanggar teater Petta Puang (Bahar Merdu) dan kami sering mengisi acara di TVRI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun