Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Visit to School ke Bantimurung, Murung Jadi Urung

16 Desember 2018   15:48 Diperbarui: 19 Desember 2018   08:57 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Visit to School ke Bantimurung, Murung Jadi Urung (dokpri).

Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi sekarang ini sedikit banyak mempengaruhi perilaku budaya pendidikan di sekolah, khususnya budaya gemar membaca. Dikatakan demikian lantaran anak-anak sekolah jaman sekarang tidak lagi bersentuhan langsung dengan lembaran-lembaran buku.

Visit to School ke Bantimurung, Murung Jadi Urung (dokpri).
Visit to School ke Bantimurung, Murung Jadi Urung (dokpri).
Keberadaan buku-buku tersebut perlahan namun pasti tenggelam ditelan bumi tergantikan oleh kecanggihan teknologi.
Budaya baca tersebut tergantikan oleh game online serta kemudahan-kemudahan mengakses informasi dan beragam kemudahan fitur-fitur media sosial.

Uraian panjang lebar di atas tidak menyurutkan niat baik Darhamsyah selaku Kepala P3E Suma beserta staf melakoni  Visit to School ke Bantimurung Bulusaraung National Park. Tepatnya menyambangi SDN 247 Pattiro, Desa Labuaja Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros. Jum'at (14/12/2018).

Visit to School ke Bantimurung, Murung Jadi Urung (dokpri).
Visit to School ke Bantimurung, Murung Jadi Urung (dokpri).
Mempromosikan sarana dan prasarana Eko Wisata di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung salah satu tujuan P3E Suma ke lokasi tersebut.

Terpancar senyum ramah dari Kepala Sekolah, murid, para guru serta orang tua murid menyambut hangat kedatangan Kepala P3E Suma beserta rombongan.

Hadir pula tim pendidik dari Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Setidaknya visit to School ke Bantimurung ini membuat rasa murung menjadi urung.

Dihadapan murid-murid SDN 247 Pattiro, Darhamsyah selaku Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku menyampaikan bahwa, "anak-anak ini harus berani menghadapi tantangan, tantangan kedepan semakin berat sehingga diperlukan keberanian, harus berani tampil ke depan berani membangun daerah terus belajar dengan baik." Ujarnya.

Visit to School ke Bantimurung, Murung Jadi Urung (dokpri).
Visit to School ke Bantimurung, Murung Jadi Urung (dokpri).
Kemudian kembali ditegaskan, bahwa murid, guru-guru serta orang tua ikut menjaga kebersihan lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan lagi, mari sayangi binatang yang ada di sekitar kita, tidak boleh membunuh binatang karena semua itu makhluk hidup dan hutan yang harus kita lindungi." Jelasnya.

Pada kesempatan ini Kepala P3E Suma menyarankan agar murid-murid SDN 247 Pattiro menjalankan ajaran agamanya secara baik dan benar. Sekaligus mengakhiri pemaparannya.

Abidin selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 247 Pattiro Kabupaten  Maros, "mengharapkanan acara seperti ini dapat dilakukan seterusnya kalau perlu sebulan sekali sehingga anak-anak terus mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang tidak bisa dinilai dengan uang atau barang, karena ilmu lebih bermanfaat dari segalanya yang kita sayangi." Terang Kepala SDN 247 Pattiro.

Visit to School ke Bantimurung, Murung Jadi Urung (dokpri).
Visit to School ke Bantimurung, Murung Jadi Urung (dokpri).
Sebanyak 40 murid Sekolah Dasar kelas 3 sampai kelas 6 serta 10 orang guru pendamping begitu antuasias menyimak penjelasan dari narasumber.

"Sebagai calon pemimpin bangsa anak-anak yang tinggal di tengah maupun di pinggiran hutan harus belajar ilmu pengetahuan, maju terus karena bangsa ini membutuhkan kita demi masa depan." Tutur Mustari Tepu.

"Diharapkan murid-murid ini terus mencintai lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, tidak membuang sampah ke sungai buanglah sampah pada tempatnya.

Kemudian tidak membunuh binatang terutama jenis satwa yang dilindungi karena kita berada di sekitar Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung." Terang Mustari.

Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung sendiri adalah Kawasan Konservasi dan dilindungi Negara bahkan dunia mengakuinya. Terkait perkembangan terhadap media teknologi, sekarang ini bagaimana ke depannya agar tidak terpengaruh hal-hal negatif.  

Keberadaan internet itu memang diperlukan, akan tetapi infornasi tersebut juga disaring dulu, jangan sampai informasi tersebut mengkontaminasi tumbuh kembang masa depan generasi bangsa.

Visit to School ke Bantimurung, Murung Jadi Urung (dokpri).
Visit to School ke Bantimurung, Murung Jadi Urung (dokpri).
Melihat kondisi seperti ini apakah kita harus berpangku tangan, lantas tutup mata dan tutup telinga. Kalau bukan kita siapa lagi kalau bukan sekarang kapan lagi.

Foto bersama serta penyerahan buku kepada pihak SDN 247 dari Kepala P3E Suma secara simbolis diterima langsung Kepala Sekolah Dasar Negeri 247 Pattiro memungkasi rangkaian kegiatan, sebelum bertolak ke Makassar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun