Hari Lingkungan Hidup se-dunia yang selalu diperingati pada tanggal 5 Juni ini, selalu menampilkan tema berbeda-beda. Jelas tema-tema tersebut tidak jauh-jauh perihal perbaikan lingkungan yang mulai kritis diselimuti busuknya aroma sampah, khususnya plastik dan streofom. Plastik merupakan salah satu jenis limbah yang non-biodegradable sehingga sifat ini menjadikan sampah plastik sangat sulit terurai.
Hari Lingkungan Hidup Se-dunia tahun 2018 ini United Nations Environment Programme (UNEP) telah menetapkan tema tentang sampah, yaitu "Beat Plastic Pollution, If You Cant Reuse It, Refuse It".
Tema ini lebih menitik beratkan pada prtisipasi aktif masyarakat dalam mengurangi beban sampah, terutama sampah plastik. Langkah sekecil apapun untuk mengurangi penggunaan sampah plastik, akan sangat membantu kelestarian lingkungan, bisa dimulai dari keluarga. Jika tidak bisa mengurangi sampah plastik, maka bumi ini akan tenggelam oleh plastik.
Betapa resahnya bumi ini yang selalu dipenuhi sampah, baik organik maupun anorganik. Gundukan-gundukan sampah akan sangat mudah kita jumpai dimana saja, mulai tempat wisata hingga Pusat perbelanjaan. Bahkan sampah mewabah memasuki dunia pendidikan.
Sudah seharusnya ditetapkan langkah-langkah penegakan hukum atau law enforcement. Sebab masalah sampah telah menjadi concern masyakat luas, terutama berkaitan dengan sampah plastik.
Akan tetapi kekawatiran tersebut perlahan namun pasti mulai terkikis berkat adanya gerakan-gerakan budaya bersih yang muncul di masyarakat. Mulai tingkat rumah tangga hingga tingkat kecamatan, semua bahu-membahu memerangi sampah. Contohnya melalui Gerakan Tiga Bulan Bersih Sampah (TBBS) yang dimulai dari 21 Januari hingga 21 April.
Gerakan ini di prakarsai oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melaui Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (PSLB3) KLHK telah melakukan program proritas memperbaiki pengelolaan sampah di beberapa lokasi wisata, termasuk taman nasional, laut, untuk mencegah dan mengumpulkan sampah plastik di laut untuk didaur ulang, serta mengatasi isu dampak sampah plastik dan mikroplastik.
Ajakan ini tidak semudah membalik telapak tangan, akan tetapi semua itu bisa terlaksana apabila ada kerjasama yang baik dari semua sektor. Berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah KLHK, tercatat tidak kurang dari 4.613 aksi yang melibatkan 827.991 orang melakukan aksi bersih sampah.
Hingga saat ini berita mengenai penanganan sampah, limbah dan B3 masih menjadi isu yang cukup seksi banyak diangkat. Isu ini erat kaitannya dengan tema "Beat Plastic Pollution, If You Cant Reuse It, Refuse It".
Sejauh ini konsep 3 R (Reduse, Reuse, Recycle) familiar didengar telinga masyarakat, sementara implementasi di lapangan masih menjadi pertanyaan?
Reduce berarti kita mengurangi sampah yang dihasilkan atau mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak lingkungan. Reuse sendiri berarti menggunakan kembali. Recycle adalah mendaur ulang barang. Bahkan sekarang bertambah 2 R (Replace dan Repair). Kedua R tersebut memilki arti, Replace yaitu mengganti atau menghindari barang yang sekali pakai dengan barang yang bisa dipakai berulang-ulang. Repair yaitu memperbaiki barang-barang yang rusak agar dapat dipakai kembali.