Pemerintah telah membuatkan jalur wisata dalam hutan Mangrove atau bakau, terdapat juga sebuah pondok peristirahatan bagi pengunjung, namun sayang wahana yang tersedia tersebut dalam kondisi memprihatinkan.Â
Jembatan kayu yang seharusnya sebagai sarana melihat eloknya hutan mangrove, justru malah dipangkas, dibiarkan terbengkalai tanpa perawatan.
Bagian ornamen dalam hutan tersebut tidak lagi bisa dinikmati, bahkan kayu-kayunya banyak yang pada rusak dimakan usia.Â
Kita juga akan melihat aktivitas asap cerobong pabrik salah satu perusahaan semen terbesar di sulawesi selatan yaitu pabrik Bosowa selain pabrik semen Tonasa Pangkep, serta perahu nelayan yang dibiarkan terparkir setelah mencari nafkah untuk keluarganya.
Sensasi hembusan angin sepoi-sepoi bercampur amis ciri khas dermaga, ibarat berlibur ke pantai sekaligus membeli ikan di Kabupaten Maros.
Rusaknya wahana hutan Mangrove tersebut, dari keterangan nelayan setempat, tempat ini sering digunakan anak-anak muda berpacaran hingga hamil diluar nikah, bukan hanya sekali saja kejadiannya. Maka dari itu warga ataupun Pemerintah setempat lebih memilih memutus akses wisata tersebut.
Penyakit masyarakat satu ini memang sangat sulit di hilangkan, demi memadu kasih keberadaan Tuhan yang selalu mengawasi tingkah laku hamba-Nya pun diabaikan, maka terjadilah hamil diluar nikah.
Sangat disayangkan, fasilitas di lokasi wisata Mangrove dermaga Sabang dibiarkan rusak. Padahal untuk membangun tempat ini, pemerintah telah menggelontorkan anggaran yang tidak sedikit. Sebagai tempat maksiat, menjadi alasan klasik dilakukan perusakan lokasi wisata tersebut.
Padahal apabila dikelola secara profesional serta melibatkan pihak keamanan dan masyarakat lokal, akan menjadi sumber anggaran pendapatan daerah yang cukup menjajikan bagi Kabupaten Maros, juga membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar lokasi selain sebagai nelayan.
Agar lokasi wisata Mangrove di dermaga Sabang tidak hilang ditelan jaman, sebaiknya Pemerintah Kabupaten Maros segera berbenah, langkah ini penting, untuk meningkatkan daya tarik wisata di Kabupaten Maros itu sendiri.
Tapi dengan catatan jangan ada konspirasi, agar peristiwa serupa tidak terulang lagi.