Derby Sumatera, berakhir antiklimaks bagi anak-anak Medan. Menghadapi tim kuat Sriwijaya FC, kadigdayaan Ayam Kinantan luluh-lantak di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Jum'at (26/1/2018). Pertandingan grup A menggelorakan bangku stadion yang didominasi warna biru. Kedua kubu menyuguhkan permainan menyerang, keras dan atraktif.
Ayam Kinantan lebih diunggulkan, dari kemenangan dua laga sebelumnya berusaha merepotkan pertahanan Sriwijaya FC. Namun belum menembus gawang Teja Paku Alam berkat kekohan Hamka Hamzah, mantan pemain PSM dan kawan-kawan solid mengawal lini pertahanan Laskar Wong Kito sehingga menyulitkan permainan menyerang PSMS Medan besutan Djajang Nurjaman.
Klub berjuluk Laskar Wong Kito itu merespon permainan lawan menerapkan pola menyerang. Tak tanggung tanggung, klub kebanggaan kota pempek Palembang Sriwijaya FC nyaris unggul. Menerima umpan terobosan di sektor kanan kotak penalti PSMS, Manucherkhr Dzalillov melepaskan tendangan lengkung dengan kaki kirinya, tetapi bola dapat dibuang penjaga gawang PSMS Dhika Bayangkara.
Tidak berhenti sampai disitu, Marcko Sandy kembali melakukan tusukan berusaha memecah kebuntuan. Penyelamatan gemilang Dhika Bayangkara mengurungkan keunggulan Sriwijaya FC.
Aksi brilian Frets Butuan menyulitkan tiga pemain SFC pada menit ke-36, aksinya diteruskan dengan umpan terobosan kepada rekannya yang berdiri bebas di kotak terlarang. Merima umpan manja dari Frets, lalu melakukan sepakan keras, tetapi bola hasil sepakan sang penyerang PSMS dapat diblok pemain belakang Sriwijaya FC.
Menjelang turun minum babak pertama, keduanya melakukan jual beli serangan demi memecah telur berakhir sia-sia. Hingga wasit meniup peluit tanda berakhirnya babak pertama Skor sementara bertahan  sama kuat 0-0.
Memasuki babak kedua pemain-pemain Sriwijaya FC lebih agresif menekan. Walhasil Laskar Wong Kito berhasil memecah kebuntuan, tepatnya pada menit ke-53. Berawal dari eksekusi sepak pojok Adam Alis, bola sempat disambar Beto menggunakan kepala malah mengenai kaki pemain PSMS Samuel Sibatuara, bola meluncur ke gawang sendiri tak mampu diselamatkan Dhika Bayangkara dan mengubah angka pada papan skor menjadi 0-1.
Merasa kecolongan, karakteristik permainan PSMS baru melanjutkan agresivitas serangan. Umpan bola mati pemain Ayam Kinantan ditanduk dengan akurat oleh Frets Butuan yang lepas dari penjagaan lini belakang SFC. Bola hasil sundulan Frets jatuh dipelukan penjaga gawang Teja Paku Alam. Aksi gemilang Teja terbang menangkap bola ini mengingatkan saya pada kiper SFC Ferry Rotinsulu. Dieranya, gawangnya begitu sulit ditembus lawan.
Alih-alih menyamakan skor, pada menit ke-77 justru tim besutan Rahmad Darmawan memperlebar jarak Pemain Sriwijaya FC, Makan Konate menggandakan skor lewat titik putih. Eksekusi tendangan penaltinya meluncur deras ke sudut kiri bawah gawang Dhika Bayangkara. Kedudukan pun menjadi 0-2.
Detik-detik menjelang akhir pertandingan, atraksi hidup mati kedua tim terus berlanjut, namun tak ada gol lain tercipta. Skor akhir 0-2 untuk kemenangan Sriwijaya FC.