Eksotisme kawasan Puncak Bogor selalu menjadi destinasi favorit warga Jakarta yang ingin melepas penat d iakhir pekan. Mereka rela antri berjam-jam disebabkan kemacetan lalu lintas kendaraan. Apapun mereka tempuh demi menuju puncak Bogor. Cukup diakui daerah puncak terkenal dengan kesejukan udara yang terpancar dari lebatnya pepohonan pinus. Seiring pesatnya kebutuhan lahan wisata "segelintir" invenstor mengambil keuntungan menyulap daerah puncak menjadi  "Hutan Villa". Â
Sebutan "hutan Villa" dikarenakan daerah puncak yang berlokasi di Bogor Jawa Barat tersebut mulai kehilangan jati diri sebagai hutan yang rindang ditumbuhi pohon-pohon hijau tinggi menjulang merupakan penyedia oksigen bagi makhluk hidup. Padahal kita tahu keberadaan hutan memilki fungsi untuk mencegah erosi, sebagai penyimpan air tanah agar tidak terjadi banjir, dan menjaga suhu udara dari polusi kendaraan bermotor.
Pemerintah Daerah memagari Villa Yuliana sebagai Cagar Budaya Sejarah masyarakat Soppeng dibawah pengelolaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Soppeng. Letaknya berada di ketinggian bukit sehingga terlihat jelas dari seluruh bangunan bersejarah yang membalut "kota kalong" ini.
Dari catatan sejarah, Villa berarsitektur Belanda-Bugis ini dibangun mulai tahun 1905, selesai dan diresmikan setahun setelahnya yakni 1906. Pada saat itu, bertepatan dengan kelahiran Putri Yuliana anak yang ditunggu-tunggu dari Ratu Wilhelmina.
Sangat disayangkan, saya tidak sempat mengelilingi seisi ruang dalam Villa Yuliana lantaran sesuatu dan lain hal, rombongan harus segera kembali menuju Makassar. Hingga kini warisan Belanda itu tetap kokoh berdiri di usianya yang ke 104 tahun.
Makassar, 2 Desember 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H