Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Persebaya Tumbang, Bonek Guncang Gelora Bung Tomo

14 Oktober 2017   10:02 Diperbarui: 14 Oktober 2017   10:15 3899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persebaya Tumbang, Bonek Goncang Gelora Bung Tomo (sumber gambar: bola.com)

Jangan sebut Persebaya Surabaya, tanpa kehadiran pendukungnya Bonek Mania. Perilaku mereka bisa tertib apabila tidak ada yang memancing keributan. Namun Bonek bisa sangat brutal, nakal, liar ketika Bonek diprovokasi yang sifatnya mengintimidasi Persebaya, tak segan-segan dibelanya hingga titik darah penghabisan. Sepanjang laga hingar bingar yel-yel ataupun suara drum bertalu-talu memotivasi pemain-pemain Persebaya, terlebih Green Force dalam posisi tertinggal.

Kisah fanatisme Bonek dari sering saya dengar dari orang-orang tua pada masa kejayaan Persebaya. Bonek adalah bondo nekat alias modal dengkul, dengan tingkat kenekatan stadium akut. Sisi positifnya pendukung terhadap klub tidak usah diragukan lagi kesetiaannya, meski posisi klub tersebut terdegradasi, HARAM hukumnya untuk berpaling. Tak terbersit sedikitpun berkhianat mendukung klub lain, itu hanya ada pada jiwa BONEK Mania.

Kehadiran Bonek bagai momok menakutkan, dimanapun bermain, mereka nekat melakukan apapun sekedar menonton Persebaya bermain meski harus menumpang diatas gerbong kereta api, itulah fanatisme Bonek Mania yang kurang dimilki pendukung klub lain.

Namun, pergolakan jiwa Bonek Mania pecah menghijaukan Stadion, saat Persebaya menjamu Kalteng Putra di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Kamis (12/10/2017), kemarahan ini terjadi setelah Persebaya tumbang 0-1 atas tamunya Kalteng Putra dalam laga terakhir babak 16 besar Liga Indonesia Baru (LIB) atau Liga 2. Selain menelan kekalahan, Bonek tersulut kemarahan tertuju ke Kalteng Putra menyusul aksi provokatif yang dilakukan Kalteng Putra. Puluhan ribu Bonek tumpah ruah menyerbu tim lawan di menit-menit akhir babak kedua. Suporter mulai terlihat panas, lemparan botol air mineral ke arah bench Kalteng Putra dilakukan oknum Bonek Mania yang marah lantaran offisial dan pemain cadangan Kalteng Putra melakukan selebrasi provokasi sebelum laga berakhir.

Emosi suporter semakin tak terbendung saat peluit tanda pertandingan berakhir berbunyi. Suporter mulai meluapkan emosi dengan menyalakan flare. Sebagian dari mereka turun ke bawah dan melakukan lemparan ke arah petugas yang berjaga. Ribuan Bonek menyodok ke tengah lapangan.

Akibat aksi rusuh tersebut, beberapa fasilitas stadion rusak. Kini, Persebaya tinggal menunggu sanksi Komdis PSSI turun. Patut disayangkan kerusuhan harus terjadi. Hal ini akibat aksi provokasi yang dilakukan offisial dan pemain Kalteng Putra yang melakukan selebrasi berlebihan. Aksi provokatif itu menjadi pemicu amarah Bonek Mania sehingga kerusuhan meledak. Kubu lawan sebagai provokator Kalteng Putra, juga dijatuhi sanksi dari komdis PSSI.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dipahami bahwa dalam keadaan massa, semua identitas diri dari masing-masing individu hilang dan menyatu menjadi satu kesatuan yaitu identitas massa itu sendiri.

Tumbangnya Persebaya tentu mengecewakan Bonek. Selebrasi provokasi tim lawan sangat tidak bisa diterima. Tidak heran jika dalam kondisi "panas" seperti ini, amuk massa tidak terdapat dihindari karena sejatinya mereka adalah satu bagian tak terpisahkan dari Persebaya.  

Makassar, 14 Oktober 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun