Kinerja wasit asal Singapura Muhammad Radi yang dinilai buruk dan condong memihak kubu Malaysia sebagai tuan rumah Sea Games 2017 banyak merugikan timnas Sepak takraw Putri Indonesia. Kesal atas keputusan wasit Timnas sepak takraw putri Indonesia akhirnya menyatakan mundur (WO) dari arena pertandingan saat menghadapi Malaysia pada Sea Games 2017 di Titiwangsa Indoor Stadium Kuala Lumpur, Malaysia.
Skuat Garuda Sepak Takraw putri Indonesia melawan tuan rumah Malaysia. Di set pertama, kubu Malaysia unggul terlebih dahulu. Namun di set kedua saat Indonesia memimpin jauh perolehan skor, wasit menilai bahwa tendangan Indonesia tidak sah.
"Seharusnya keputusan wasit diambil secara jujur dan tidak memihak. Seperti ada rekayasa untuk menghalangi langkah Indonesia. Apakah kemenangan harus diraih dengan cara seperti ini?," Tegas Menpora.
Menurut penuturan salah satu pemain sepak takraw putri Indonesia, tidak merasa mengangkat kaki ketika tekong, tapi kenapa di fault oleh wasit, bahkan sampai 8 kali. sementara dari kubu Malaysia melakukan kesalahan tidak mendapat fault. Kubu Indonesia sempat melakukan protes, namun protes tersebut ditolak. Wasit sangat terlihat membela kubu Malayasia sebagai tuan rumah. Itulah mengapa mereka memutuskan mundur atau WO.
Kejadian konyol ini cukup disesali publik Indonesia tanpa terkecuali Menpora Imam Nahrowi. Dilansir antaranews.com "Lebih dari lima kali servis yang seharusnya menjadi poin bagi Indonesia justru dianggap fault dan menjadi keuntungan bagi lawan. Kondisi ini jelas sangat merugikan," kata Menpora yang juga turun langsung dalam menenangkan pemain itu.
Malaysia sebagai penyelenggara Sea Games 2017 terkesan tidak becus, mulai dari pencetakan bendera Indonesia terbalik pada buku panduan seremoni yang sempat dikeluhkan Menpora Imam Nahrowi sampai makanan untuk kontingen Indonesia di Hotel habis. Giliran sepakbola hingga sepak takraw Indonesia menjadi sasaran empuk Malaysia berulah dengan mengirim wasit-wasit berkinerja buruk.
Indonesia terlalu tangguh buat Malaysia, sehingga menghalalkan segala cara disetiap turnamen. Mereka takut kita menjuarai Sea Games di Kuala Lumpur. Sebagaimana kita ketahui dari sejarah kemerdekaan Malaysia merupakan hadiah dari Inggris, sedangkan kemerdekaan Indonesia dengan perjuangan darah dan air mata, jadi wajarlah kalau Harimau Malaya keder dengan Garuda.
Keputusan Asry Syam sebagai Pelatih Timnas Sepaktakraw Indonesia itu sudah tepat, tidak ada gunanya pertandingan diteruskan, percuma saja bikin capek-capek tenaga saja. Lebih baik kalah secara terhormat, dari pada menang dengan cara curang. Sama artinya mengobral harga diri bangsa dengan murah.
Tetap semangat, jaga sportivitas, demi harkat dan martabat bangsa Indonesia yang gagah, jujur, berani, pantang menyerah demi mencapai prestasi. Indonesia bisa!!
Makassar, 21 Agustus 2017.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H