(dokpri/subhan)
Belasan tahun saya penasaran akan keberadaan bangunan gedung tua yang berlokasi di Jalan Poros Maros-Makassar Km. 21 Provensi Sulawesi Selatan. Letak bangunan gedung tua tersebut bersebelahan dengan Wisma. Kesempatan itu baru terlaksana pada hari Minggu 21 Mei 2017 mendatangi gedung yang dimaksud. Sesampainya di sana terlebih dahulu kami menemui anak dari pemilk bangunan gedung bernama pak Ulim yang kebetulan pemilik Wisma, sebelum kami berfoto di dalam gedung tersebut.
Pak Ulim anak dari H. Buhari berkenan memberikan informasi bahwa, “pembangunan gedung ini tidak berjalan karena krisis moneter 1997. Rencana awlanya gedung ini ingin dijadikan dealer mobil. Gedung ini dulu belum pakai skat atau pembatas dengan wisma, kurang lebih pada 2003 baru dikasih skat rencana mau dijadikan ruko (rumah toko), karena terhambat di dana akhirnya pembangunan terhenti dan gedung terpaksa terbengkalai. Bangunan ini dibangun sejak tahun 1994, karena terkendala dana akhirnya gedung ini ngangkrak. Dalam waktu dekat akan dibangun kembali kerjasama dengan perusahaan dibidang perhotelan akan difungsikan sebagai hotel.” Terangnya.
graf1-jpg-5926475b959373444d4b76bd.jpg
graf6-jpg-59264856529373ca020d2f9e.jpg
Gedung tua ini oleh salah satu stasiun televisi nasional pernah akan dijadikan tempat syuting Uka-Uka akan tetapi pemiliknya tidak berkenan. Setelah puas bertanya, kami minta ijin kepada pak Ulim untuk masuk bangunan gedung tua yang terdiri atas tiga tingkat, sembari menikmati kreativitas seniman jalanan menuangkan karyanya berupa graffiti yang memenuhi kokohnya tembok tersebut. Gedung yang tadinya terbengkalai itu seakan mengalami revitalisasi sebagai kanvas
grafitti berkelas.
graf2-jpg-5926477782afbd29090c0aab.jpg
graf3-jpg-592647a4959373434d4b76bf.jpg
Bangunan tua yang tadinya terbengkalai dan tak terurus, kini disulap menjadi bangunan galeri
seni bernilai tinggi. Mulai lantai dasar hingga lantai tiga menjadi sasaran empuk seniman jalanan menampilkan grafittinya di dalamnya. Suasana bangunan tanpa pintu, tanpa jendela menambah eksotisme pameran seni grafitti secara gratis. Selain itu gedung yang letaknya di tepi jalan raya serta tidak jauh dari Pasar Bulu-Bulu Maros memudahkan setiap orang yang ingin berkunjung untuk mencari objek foto sekaligus sebagai galeri seni dengan konsep murah meriah.
graf4-jpg-592647fa5293733f7d0d2f9e.jpg
graf5-jpg-592648295a7b613017fe39b7.jpg
Tentu kita bertanya-tanya apa itu
Grafitti atau orang yang tidak berjiwa seni akan mencibir keberadaan seni Grafitti, jika dikaji kata
Grafittisudah ada sejak zaman Kerajaan Romawi. Berasal dari bahasa latin
Graphium yang artinya tulisan. Grafitti merupakan coretan-coretan pada dinding dengan menggunakan komposisi warna, garis, bentuk, dan volume untuk menuliskan kata, simbol atau kalimat tertentu. Sejak jaman romawi dulu Grafitti digunakan sebagai sarana media komunikasi, sarana mistis dan spiritual, juga digunakan sebagai sarana propaganda untuk menyindir dan menunjukkan sikap ketidakpuasan kepada Pemerintah. Alat yang digunakan biasanya menggunakan cat semprot (pilox), spidol.
graf7-jpg-5926489e1e23bd912a5335ee.jpg
graf8-jpg-592648bb82afbd64090c0aac.jpg
Penasaran!, buruan
hunting lokasinya, pastikan terlebih dahulu mengantongi ijin pemilik gedung yang tidak lama lagi aakan difungsikan sebagai hotel.
Makassar, 25 Mei 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya