Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jual Lahan Beli Bencana di Tanah Pasundan

26 September 2016   12:08 Diperbarui: 26 September 2016   12:25 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: http://www.voaindonesia.com)

Maksudnya, setiap jenis tanaman harus kita selamatkan dari kerusakan dan kepunahan demi kemaslahatan hidup yang akan melahirkan generasi lebih baik. Hal ini harus menjadi perhatian berbagai kalangan, karena rusaknya hutan dan lahan di tanah pasundan mengakibatkan keseimbangan alam terganggu. Kerusakan alam berakibat fatal bagi manusia. Manusia bisa terancam jiwanya akibat bencana longsor Sumedang dan banjir di Garut. Hal itu disebabkan ulah manusia yang “melupakan” manfaat tetumbuhan.

Tanaman dapat membantu kelangsungan hidup manusia apabila dirawat, dijaga dan dilestarikan. Alam juga bisa marah dan mengancam keselamatan manusia, berupa banjir, tanah longsor akibat perilaku manusia tega merusaknya, hanya demi keuntungan ekonomis jangka pendek, hingga terkadang berbuat konyol. Dampak buruk yang ditimbulkan dari ekploitasi besar-besaran tersebut dapat menyengsarakan manusia selama ratusan tahun.

Kerusakan lingkungan sangat memberi sumbangsih terhadap bencana banjir bandang yang terjadi di Garut-Jabar. Pembenahan harus segera dilakukan secara menyeluruh khususnya kawasan-kawasan penangkap air. Apabila hutan dan lahan dilestarikan sesuai fungsinya maka manusia akan dibantu oleh tanaman untuk tetap bertahan hidup dan mendapat penghasilan turun temurun.

Dengan menjaga kelestarian alam, generasi berikutnya dapat merasakan manfaatnya. Sayangnya, pemerintah jugalah yang biasanya melakukan pelanggaran. Sementara lembaga yang semestinya mengawasi, tidak cukup mampu menegakkan aturan.

Sepenggal puisi untuk Pasundan

Tuhan.......

Sengajakah ENGKAU menguras air mata masyarakat Pasundan yang mulai mengering.

Dimana selama ini bumi terlalu sering merintih pedih, mengering pula sumber mata air......

Rumah-rumah porak poranda, menoreh luka, kesah, angka kemiskinan bertambah, anak-anak kehilangan seragam, buku, sepatu, tidak bisa sekolah, angka pengangguran kian meningkat....

Bagai buluh perindu, dera itu tak henti seolah tidak pernah lelah jual beli bencana.......

Sudah....

Sudahi...

Makassar, 26 September 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun