Maksudnya, setiap jenis tanaman harus kita selamatkan dari kerusakan dan kepunahan demi kemaslahatan hidup yang akan melahirkan generasi lebih baik. Hal ini harus menjadi perhatian berbagai kalangan, karena rusaknya hutan dan lahan di tanah pasundan mengakibatkan keseimbangan alam terganggu. Kerusakan alam berakibat fatal bagi manusia. Manusia bisa terancam jiwanya akibat bencana longsor Sumedang dan banjir di Garut. Hal itu disebabkan ulah manusia yang “melupakan” manfaat tetumbuhan.
Tanaman dapat membantu kelangsungan hidup manusia apabila dirawat, dijaga dan dilestarikan. Alam juga bisa marah dan mengancam keselamatan manusia, berupa banjir, tanah longsor akibat perilaku manusia tega merusaknya, hanya demi keuntungan ekonomis jangka pendek, hingga terkadang berbuat konyol. Dampak buruk yang ditimbulkan dari ekploitasi besar-besaran tersebut dapat menyengsarakan manusia selama ratusan tahun.
Kerusakan lingkungan sangat memberi sumbangsih terhadap bencana banjir bandang yang terjadi di Garut-Jabar. Pembenahan harus segera dilakukan secara menyeluruh khususnya kawasan-kawasan penangkap air. Apabila hutan dan lahan dilestarikan sesuai fungsinya maka manusia akan dibantu oleh tanaman untuk tetap bertahan hidup dan mendapat penghasilan turun temurun.
Dengan menjaga kelestarian alam, generasi berikutnya dapat merasakan manfaatnya. Sayangnya, pemerintah jugalah yang biasanya melakukan pelanggaran. Sementara lembaga yang semestinya mengawasi, tidak cukup mampu menegakkan aturan.
Sepenggal puisi untuk Pasundan
Tuhan.......
Sengajakah ENGKAU menguras air mata masyarakat Pasundan yang mulai mengering.
Dimana selama ini bumi terlalu sering merintih pedih, mengering pula sumber mata air......
Rumah-rumah porak poranda, menoreh luka, kesah, angka kemiskinan bertambah, anak-anak kehilangan seragam, buku, sepatu, tidak bisa sekolah, angka pengangguran kian meningkat....
Bagai buluh perindu, dera itu tak henti seolah tidak pernah lelah jual beli bencana.......
Sudah....