Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Bola

Sukacita “Bravo” Boyong Piala Copa Amerika Centenario 2016, Duka Cita Messiah

27 Juni 2016   16:50 Diperbarui: 27 Juni 2016   18:02 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Partai pamungkas Copa Amerika Centenario baru saja usai pada 27 Juni 2016 USA mempertemukan partai ulangan tahun lalu Argentina versus Chile.

Lagi-lagi Chile mempecundangi tim tango Argentina untuk ke dua kalinya melalui partai yang sama, berujung pada adu tos-tosan dan Dewi Fortuna lagi-lagi memihak negara Chile. Sebagai penikmat bola sekaligus menjagokan Tim Tango, merasa kecewa karena tidak mampu menjawab harapan idola. Akhirnya prediksi meleset, harus diakui dalam sepakbola siap kalah siap menang, tidak menang terus, akan tetapi kalah terus menerus sama artinya konyol.

kegagalan Messi mengeksekusi pinalti awal bencana bagi Argentina mengecup piala copa America 2016. Sejarah membuktikan ketika Argentina gagal meraih piala copa America di Chile tahun lalu, setelah kalah dalam drama yang serupa. Publik Argentina dibuat menangis lesu.

Chile, patut berterimakasih kepada Cladio Bravo sebagai pahlawan sekaligus penetu kemenangan bagi negaranya, sekiranya pantas skill Brovo mengamankan gawang dari serangan sporadis Argentina, kerja keras serta timing tepat menghalau bola diganjar sebagai kiper terbaik. Bravo tidak sendiri Vargas juga diganjar top skore dengan torehan 6 gol, pemain terbaik jatuh pada Alexis Sanchez. Argentina hanya memperoleh penghargaan sebagai negara paling sedikit mendapatkan hukuman kartu alias FAIR PLAY tentu itu merupakan kebanggaan tersendiri Messi menggapai mimpi bersama Argentina.

Penampilan Messi ketika bermain untuk Timnas tidak segarang ketika dia (Messi) bermain untuk clubnya BARCELONA, entah ini terkait kontrak pemain secara professional atau faktor lain yang menyebabkan Messi bermain dibawah perform terbaiknya, layak kita tunggu kiprahnya pada ajang Piala Dunia 2018 di Rusia, apakah mengalami peningkatan atau justru malah kendor dimakan usia. Intinya siapa pun yang kalah mereka pantas disebut JUARA. Siapa pun pemenangnya mereka negara pantas mengangkat tinggi-tinggi PIALA. Chile membuktikan hal tersebut untuk  kedua kali berturut-turut pada ajang serupa 2015-2016.

Dari uraian panjang lebar diatas, bahwa Copa America Centenario-100, USA 2016 telah usai. Suka-Cita Chile “Bravo” boyong piala Copa Amerika Centenario 2016. Duka cita bagi Messiah dan kawan-kawan. Karena mempertahankan lebih sulit daripada merebut gelar JUARA.

Bravo-Chile

Makassar, 27 Juni 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun