(sumber gambar: peru.com)
Copa Amerika Centenario berlangsung sejak tanggal 4 Juni hingga 27 Juni 2016 USA telah memasuki fase final, kembali mempertemukan partai ulangan tahun lalu Argentina versus Chile.
Fase penentuan ini merupakan final ideal, syarat gengsi dipenuhi aroma balas dendam Tim Tango atas kekalahan dari Chile melalui adu tos-tosan dan rupanya Dewi Fortuna memihak tuan rumah Chile pada perhelatan Copa America 2015.
Diatas kertas Argentina lebih difavoritkan juara, karena bermain di luar zona CONMEBOL atau Amerika Latin, melainkan zona CONCACAF tepatnya di negara Adidaya USA, sudah barang tentu hawa pertarungan akan terasa sengit, tensi akan berbeda dibanding copa sebelumnya.
Sebagai penikmat bola sekaligus menjagokan Tim Tango, harapannya sih Argentina mampu menjawab animo penggila bola, toh andai prediksi tidak sesuai harapan alias meleset, pun tidak ada masalah, harus diakui dalam olahraga sepakbola siap kalah siap menang, tidak hanya menang tetapi menerima kekalahan walau “sakitnya tuh disini,” agar FAIR PLAY terjaga, tidak ternoda kerusuhan antar suporter sebagaimana kekisruhan sepakbola di indonesia, antara The Jakmania vs Supporter SFC. Kekacauan ini hanya menciderai spotivitas sepakbola. Kapan sepakbola indonesia akan mendunia seperti piala Eropa dan Copa America Centenario 2016, bukankah filosofi sepakbola menjunjung tinggi sportivitas bukan brutalitas, karena sepakbola merupakan ajang prestasi bukan sensai. Selain itu bola merupakan tontonan segar, murah ditengah kepenatan tontonan “tengik” dan pemersatu bangsa.
Baiklah kembali ke fase final Copa America 2016 bahwa di lapangan hijau segala hal bisa terjadi. Kita semua tahu selepas era Mario Kempes sampai era Maradona mahkota juara seperti enggan singgah dalam pelukan Messi dan kawan-kawan.
Sejarah membuktikan ketika Argentina gagal meraih tropi Piala Dunia empat tahun lalu setelah dipecundangi tim panzer-Jerman melalui gol semata wayang Mario Gotze sudah cukup membuat publik Argentina menangis lesu. Setidaknya Copa America Centenario 2016 menjadi pengobat luka atas torehan buruk ajang internasional lainnya, antusiasme penonton “mengelu-elukan” Messi dan kawan-kawan harus menjadi motivasi tersendiri kala berlaga dimedan perang mempertaruhkan harga diri sebagai negara berpenghuni pemain bintang ini mampu memutus kutukan. Harapan pasti tertuju pada final Argentina vs Chile, terlalu naif!!! bukan saatnya lagi percaya tahayul akan prediksi-prediksi tapi skill kemampuan menggocek bola, kerja keras serta taktik pelatih melatih kekompakan tim akan membuktikan. Menang kalah sudah biasa, siapa pun yang kalah mereka pantas disebut JUARA. Siapa pun pemenangnya mereka pantas mengangkat tinggi-tinggi PIALA.
Momentum Copa America Centenario 2016 ini menandakan bahwa sepakbola masih mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat, meski sepakbola tanah air dalam kondisi cerai berai selalu saja diakhiri anarki. Sungguh terlalu!!!
Dari uraian panjang lebar diatas, bahwa Copa America Centenario-100, USA 2016 secara langsung maupun tidak langsung, turut meramaikan bulan suci ramadhan 1437 H.
Verdom-Kacau!!!
Makassar, 26 Juni 2016