Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Belajar Puisi Tanpa Diksi

11 Januari 2016   17:44 Diperbarui: 18 Januari 2016   09:29 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Gambar

By: Adi Pujakesuma

Aku bukan musuh dalam selimut
Memang itu kuhindari

Kawan...

Kali ini....
Ku baca pesan indah itu penuh amarah, emosional, menohok tidak seperti biasanya

Selalu....
Manis, romantis seperti film india

Kali ini....
Menyisih seperti biasa, menyatukan skeptis dan apatis

Sadis.....
Seperti ninja dari jepang

Kali ini.....
Aku belajar banyak tapi tak hendak
Mungkin lusa atau sepekan lagi kan ku beli kain kafan itu dengan sengalan nafas yang terkurung pada kesunyian pertiga malam atau mungkin tidak jadi

Kawan.........
Kau lelaki gesit
Kulihat melalui pantulan cahaya mentari esok hari
Fajar yang kemudian muncul dibalik jendela berkilau menghangatkan pagi...

Bodohnya aku waktu itu
Tidak belajar kata-kata puitis tanpa diksi
Kubiarkan multi tafsir menghampiri agar jatuh dalam genggamanku, sebelum serpihan itu melukai ku bagai film enemy bihind line......

Kawan........
Kamu tidaklah sempurna, sungguh begitu juga diriku
Kita hanyalah manusia biasa
Jangan pernah lupa diatas langit masih ada langit
Dunia ini fana......

Wahai.......
Sastrawan muda, tampan nan menawan
Puisi puitismu cerminan pantulan kesahajaan
Potret penyair yang aku segani
Aku hanya tahu namanya
Kubiarkan mengalir seperti air
Dari air kembali ke air
Begitu enggan ku lawan

Mengingatkanku sosok bijaksana
Sang nabi....

Makassar, 11 Januari 2016

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun