by : Adi Pujakesuma
Pengemis kaya....
Kau duduk di kursi roda rakitan sendiri menyusuri jalan
Menunggu kucuran koin-koin kemurahan hati lampu merah
Hanya meminta pencerahan menanti jatah bulanan sang komandan
Dengan diri yang pasrah
Sebab.....
Kepedulian kian melemah
Gusar menggusur peradaban zaman
Mereka t’lah menggunggah sanubariku
Meski malu, aku tetap bangga
Karena...
Mereka tak sekalipun bayar pajak
Meski realisasinya sering di bajak
Kerja lebih mulia ketimbang meminta-minta
Penyesalan tidak ada gunanya....
Hidup terkabut caci makian
Bebas berkelana tanpa harus absen retina mata, jempol bahkan lima jari
Berikutnya kaki siap-siap diamputasi....
Kerja tanpa jadwal, tanpa tanda tangan atau master gembel berpangkat pengemis kaya
Asesoris seadanya perjuangan mencari pintu masuk ketenaran
Tidak perlu berbuat banyak...
Terlunta-lunta menahan lapar pundi-pundi rupiah lancar tanpa harus korupsi
Rintihan belas kasihnya....
Muslihat siasat hindari interogasi KPK
Itu pilihan mengemis cepat kaya
Kesenjangan memilih korupsi atau mengemis buat kaya...
Makassar, 25 Juli 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H