Senyummu adalah gerimis pertama
Yang menyiram kegersangan kalbu
Setelah kemarau panjang di awal musim
Lembab, dingin menelisik jauh ke dasar hati
Melumerkan tiap kepingan darah yang sempat membatu
Semusim ku dapati dirimu berjungkat-jungkit
Dalam jangkar sepi di bawah bias mentari
Ilalang bisu menatapmu riang
Melambai di padang tak bertuan
Apa gerangan yang kau rengkuah dalam dekapanmu?
Mataku menangkap ada segumpal hati
Bagai permukaan bulan di sana
Berkawah, penuh lubang terpapar
Wajahmu tersaput kabut samar
Memburatkan bayang hampa
Kedua korneamu bicara mengiyaratkan makna
Ada bilur penyesalan terpantul
Di antara kicauan burung dan desau angin menerpa
Kauucapkan namaku perlahan
Seolah sengau dan tak lantang
Nadamu terdengar gamang untuk dilontarkan
Ada semburat keraguan terpancar
Percayalah aku bukan algojo yang akan mencincang jantungmu
Berikan gumpalah hatimu yang cacat itu padaku
Akan ku tutupi palungnya dengan alirannadi
Hingga menciptakan hujan merah jambu
Membasuh jiwamu yang berkalang luka
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI