Penulis: Damien Dematra
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: Desember 2009
Tebal Halaman: VIII+237 halaman
ISBN: 978-979-22-5202-6
Terorisme bukan sekedar kejahatan kemanusiaan tapi juga kejahatan terhadap Agama, karena para pelaku teror melakukannya atas dasar justifikasi agama. Para pelaku teror berpandangan bahwa apa yang mereka lakukan merupakan perintah agama [islam]. Padahal faktanya teror itu malah semakin mencoreng wajah agama [Islam tentu saja].
Dalam novel ini Damien Dematra seperti yang disampaikannya tidak bermaksud untuk menggeneralisasi agama Islam apalagi mendiskreditkannya. Namun sebaliknya, untuk mengangkat originalitas hakekatnya, sekaligus membukakaan pikiran, bahwa penyimpangan dalam praktek-praktek agama tanpa terkecuali adalah sebuah fenomena yang bukan tidak mungkin terjadi dalam masyarakat.
Persoalan terorisme di Indonesia, menurut para pengamat amat terkait dengan ideologi yang dianut pelakunya. Seperti yang coba diungkap dalam novel ini tokoh utama Kemala, seorang gadis yang sejak kecil selalu berkawan air mata. Episode hidupnya yang gelap membuat dia semakin haus untuk mencari 'Tuhan'nya. Sampai akhirnya Kemala atas ajakan temannya bergabung dengan kelomopok kerohanian, dari sinilah petaka hidup Kemala semakin memuncak karena Kelompok kerohanian yang Kemala ikuti ternyata sekelompok Oknum yang biasa menjaring para pencari kebenaran yang lugu dan hal ini tak pernah Kemala sadari sebelumnya.
Persentuhan Kemala dengan Kelompok ini, membuatnya semakin meyakini bahwa satu-satunya Negara yang diridloi adalah Negara yang bersyari'at Islam dan selain itu adalah kafir [terlebih orang-orang barat] darahnya halal untuk dikucurkan. Keyakinan ini membuat Kemala rela menjadi pembom bunuh diri, menjadi Pengantin karena dia yakin ini adalah cara kematian yang suci.