Mohon tunggu...
fitria ningsih
fitria ningsih Mohon Tunggu... -

saya adalah seorang mahasisiwi perguruan tinggi yaitu uns, yang berada dikampus pgds kampus VI kebumen.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Kasih Sayang Seorang Ibu

22 Desember 2010   16:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:29 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

mumpung masih memperingati hari Ibu, saya hanya ingin mengungkapkan rasa kebanggaan saya terhadap Ibu saya tercinta.
Ibu engkau memang pelita bagiku tiada doa yang paling mustajababah kecuali doa'mu kepada Yang Maha Kuasa. Walau kadang saya sebagai anakmu melakukan kesalahan tetapi engkau tidak pernah merasa dendam kepadaku. Ibu terimaksih atas semua yang telah engkau berikan kepadaku, kasih sayangmu, takkan pernah hilang walaupun anakmu terkadang melupakan jasa-jasa yang telah diberikan kepada anakmu. Lelah, letih, perjuangan-demi perjuangan engkau terus jalani tanpa ada henti.
Dengan apakah anakmu ini harus membalas jasa-jasamu Ibu?
Hanya derai air mata yang berlinang dipipiku, tiada henti kata yang terucap dari bibirku untuk mengungkapkan rasa terimakasihku untukmu Ibu....
Aku menjadi seperti ini berkat siapa Ibu, kecuali dorongan darimu untuk mencapai cita-citaku yang hendak aku raih, aku persembahkan semuanya ini hanya untuk kebahagiaanmu Ibu....
Hanya Untuk Ibu......

sejenak mengingat cerita ada seorang anak, dia sudah dewasa dan bahkan ia sudah menikah, tetapi setelah ia mengarungi bahtera kehidupannya sendiri, ia melupakan ibunya entah karena kesalahan yang dibuat oleh Ibunya atau mungkin karena ia merasa benci saja melihat Ibunya. Pada saat hari lebaran saja ia tidak meminta maaf dan bersungkem kepada ibunya walau hanya sekedar lewat ponsel.
Hingga ajal akan menjemput Ibunya, ia disuruh untuk menjenguk ibunyapun ia tidak mau, padahal sang Ibu sudah memanggil terus-menerus anak itu tetapi anak itu belum terketuk hatinya untuk sekedar menjenguk. Sampai ajlpun menjemput Ibunya anak itupun tidak mendatangi almarhumah Ibunya untuk sekedar menyolati mayat Ibunya itu, NanguZubillah... laknat sekali anak itu.....

semoga cerita ini memberikan manfaat kepada kita agar kita selalu berbesar hati untuk memaafkan kesalahan Ibu kita walaupun kesalahan itu bagi kita sangat menyakitkan. Kita harus senantiasa mengingat akan besarnya perjuanagan yang telah dilakukan Ibu kita...

salam....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun