[caption caption="Bintang"][/caption]Minggu ke tiga : Inspirasi Lagu
Menatap teduhnya tatap matamu. Memberikan kelembutan dengan doa dan dekapan, telah mengajari aku tentang ketegaran. Mungkin hanya kau malaikat yang Tuhan kirim untuk menjagaku. Dengan segenap kasihmu.
Tiap ada tangisku,
“Kamu pasti bisa dan kuat, nduk” ucapmu lembut
Aku dulu kepompong yang kini telah bersayap, Ibu. Selalu ingin terbang dan terbang untuk mencari bunga-bunga kehidupan yang damai. Walau kadang sayapku tergores dan rapuh, aku harus terus bertahan. Demi kepompong-kepompong yang baru aku siapkan. Aku ingi sepertimu. Panas, hujan dan badaipun tiada mampu meluruhkan kokohnya tangan-tangan doa serta perjuanganmu.
Mungkin semua letihmu tiada akan terbayarkan olehku. Karena aku sadari, semua ‘hebatku’ tiada akan pernah aku capai tanpa dirimu.
“Jadi, wanita itu harus wani ditata” pesanmu
Apa itu, Ibu ? Wanita adalah sosok yang harus siap ditata hidupnya. Ditata untuk di persiapkan menjadi tiang yang kokoh untuk keluarga. Untuk suami dan anak-anak.
“Keberhasilan suamimu, anak-anakmu semua ada ‘di tangan’ mu, nduk “
Aku bukanlah wanita sekuat dan setegar dirimu, Ibu. Tapi aku ingin seperti dirimu. Selalu kokoh bagai karang dalam langkah kakimu. Walau kerikil tajamnya kehidupan sering melukai tubuh ringkihmu. Walau mungkin matahari siang membakar seluruh tubuhmu, kau tetap bertahan demi anak-anakmu. Bisakah aku seperti dirimu?
“Pasti kau bisa, nduk”