Pandemi covid-19 yang melanda hampir di seluruh belahan dunia, secara tidak langsung telah membatasi ruang gerak setiap individu untuk beraktivitas dengan normal. Seruan stay at home, work from home, ataupun social distancing seperti sudah tidak asing lagi ditelinga semenjak pandemi berlangsung.Â
Berbagai sendi kehidupan tentu sangat terdampak dengan pandemi ini, tak terkecuali sektor ekonomi, baik secara mikro maupun makro. Pertumbuhan ekonomi yang stagnan serta terjadi resesi mungkin dialami oleh beberapa negara di dunia.
Di Indonesia, berbagai kebijakan terkait penanganan pandemi covid-19 masih terus diberlakukan sampai saat ini. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau yang lebih populer dengan istilah PPKM masih diberlakukan, khususnya untuk wilayah Jawa-Bali dengan level yang berbeda-beda.Â
Dimasa pandemi yang serba sulit ini, setiap individu dipaksa untuk berpikir beyond, mengedepankan kreativitas dan inovasi untuk menunjang kehidupan disegala bidang.
Menilik pada keterbatasan yang ada, Mahasiswa Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo yang sedang melaksanakan program KKN menginisiasi penyelenggaraan pelatihan pembuatan minuman herbal tradisional dalam bentuk serbuk instan.Â
"Minuman herbal tradisional dalam kemasan serbuk instan dapat menjadi salah satu alternatif produk yang dapat dikembangkan dimasa pandemi ini, dapat dikemas dengan baik dan dipasarkan secara online dari rumah" tutur Pipit Nurdiyansah, salah satu Mahasiswa program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat yang sedang melaksanakan program KKN.Â
Bertempat di Padukuhan Dengok Lor, Kalurahan Pacarejo, Semanu, Gunungkidul Kamis (16/09) diselenggarakan pelatihan pembuatan minuman herbal tradisional dalam bentuk serbuk instan.Â
Bertindak sebagai narasumber beliau Ibu Sri Wahyuni, seorang praktisi sekaligus pemilik gerai Herbal Yuniari, yang sudah malang melintang dengan pengalaman bertahun-tahun berkecimpung di dunia minuman herbal. "Senang bagi saya dapat membagi ilmu tentang minuman herbal, harapannya dengan sedikit ilmu yang saya share hari ini dapat memberikan manfaat kedepannya" tutur Sri Wahyuni, seorang ibu dengan dua orang anak yang merupakan alumni program studi Biologi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Dalam kegiatan tersebut didemokan secara langsung bagaimana proses pembuatan minuman herbal dari nol sampai dengan pengemasan produk yang siap untuk dipasarkan.Â
"Minuman herbal tradisional dalam bentuk serbuk instan ini kami harapkan mampu menjadi salah satu alternatif penambah penghasilan bagi kaum ibu-ibu dimasa pandemi ini" Ujar Pipit Nurdiyansah.Â
Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh sekitar 15 orang ibu-ibu warga Padukuhan Dengok Lor dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Produk minuman herbal tradisional yang lazim untuk dibuat kemasan seperti ini biasanya ada beras kencur, kunir asem, temulawak dan lain sebagainya. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk membuat minuman lain yang dikemas menjadi serbuk instan, tergantung kreatifitas dan inovasi masing-masing orang.Â