Dalam keriuhan menyambut dan menentang kedatangan Obama ke Jakarta 9 November 2010, ada sekelompok kecil pendukung demokrasi menyuarakan "penolakan terhadap pemilu Burma" di depan kedutaan Burma dan kantor UNDP di Jakarta. Burma adalah sebuah negara kecil, tetapi kerap masuk ke dalam berita aktivis demokrasi dan HAM, karena banyaknya pelanggaran yang terjadi di sana. Aung San Suu Kyi adalah salah satu isu yang kerap didengar, tetapi sebagaimana denomena gunung es, di bawahnya ada banyak pelanggaran HAM yang diderita oleh jauh lebih banyak orang. Pemerintah junta militer tidak menghargai hak sipil dan politik warga negara, terutama kaum etnis. Negara-negara ASEAN tak bersuara, karena policy ASEAN adalah tidak mencampuri urusan dalam negeri anggota-anggotanya. Tetapi kenyataannya, Burma juga merupakan batu sandungan bagi ASEAN dalam hubungan dunia internasional. [caption id="attachment_74459" align="aligncenter" width="1024" caption="Demo di depan kedutaan Burma di Jakarta"][/caption] SIAP = Solidarity Indonesia for Asian People, merupakan koalisi dari beberapa elemen aktivis demokrasi di Jakarta, salah satunya adalah KIPP, Komite Independen Pemantau Pemilu. Organisasi pemantau pemilu pertama di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1996. Setelah berorasi di depan kedutaan Burma, SIAP menuju kantor PBB yang terletak di Jl. M.H. Thamrin. Untuk menyampaikan pesan, bahwa PBB harus lebih aktif lagi untuk menyelesaikan masalah Burma. [caption id="attachment_74461" align="aligncenter" width="300" caption="Pembacaan pernyataan sikap KIPP di depan gedung PBB"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H