Hingga saat ini keturunan Tionghoa masih berusaha atas hak kepemilikan tanahnya tapi disisi lain mereka harus bersiap jika suatu saat nanti tanah tempat tinggalnya diambil alih. Salah satu upaya mempertahankan hak tanah mereka sampai mengirim surat kepada Bapak SBY yang saat itu menjabat sebagai Presiden RI. Seorang mahasiswi UGM pun bahkan berupaya untuk menghubungi Kesultanan untuk memperoleh jawaban atas hak kepemilikan tanah bagi warga keturunan tapi sayangnya pihak Kesultanan tidak bisa memberikan jawaban atas 3 hal yakni abdikasi, keuangan dan pertanahan.
Kedua film dokumenter diatas memberikan informasi dan sudut pandang baru bagi saya pribadi. Namun saya juga berusaha untuk memahami dari sisi lain mengapa pemerintah dan masyarakat masih membatasi terhadap para Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Indonesia dan hak kepemilikan tanah bagi non pribumi di Yogyakarta (juga daerah lainnya).Besar harapan lewat film dokumenter ini agar masyarakat Indonesia dapat lebih mengenal, memahami dan toleransi terhadap golongan lain. Melalui Festival Kebhinekaan 7 kita dapat mengenal keberagaman yang ada di Indonesia (khususnya Jakarta) melalui rangkaian acara tur ke rumah ibadah. Untuk jadwal kegiatan dan informasi lainnya bisa dicek ke akun Instagram @festivalkebhinekaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H