Alhamdulillah perjalanan belajar saya telah sampai pada paket modul 3 Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah, meski pada jurnal refleksi dwi mingguan ke-8 ini saya rasa berbeda dari jurnal-jurnal sebelumnya dimana saya harus menceritakan pengalaman belajar saya pada modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin Pembelajaran sementara saya baru sampai pada tahap eksplorasi konsep, tantangan yang menarik untuk menceritakan apa yang saya pelajari di awal tahap alur MERDEKA pada kondisi pengetahuan saya belum dipertajam pada tahap ruang kolaborasi sampai aksi nyata.
Sebagai pemimpin pembelajaran, tentu kita dihadapkan pada proses pengambilan keputusan, mungkin sedikit mudah jika apa yang akan kita putuskan merupakan dua atau lebih hal yang bertentangan yaitu benar dan salah, tentu kita mengambil keputusan untuk memilih yang benar, meski dalam hal ini juga pasti ada konsekuensi yang harus dihadapi. Pada modul 3.1 ini saya menyadari betul bahwa pengambilan keputusan yang kita hadapi jauh lebih sulit ketika kondisi paradigmanya adalah benar lawan benar, kita akan dihadapkan pada dilema etika yang membutuhkan usaha dan analisa lebih komplek dalam memutuskannya karena pada dasarnya keduanya adalah benar, dan memilih satu diantara dua kondisi ini berarti "mengorbankan" satu yang lain. Paradigma benar lawan benar ini menjadikan kita berada pada dilema etika.
Paradigma benar lawan benar diuraikan dalam 4 hal yaitu 1) Individu lawan kelompok, 2) Rasa keadilan lawan rasa kasihan, 3) kebenaran lawan kesetiaan, dan 4) Jangka pendek lawan jangka panjang. Keterampilan pengambilan keputusan pada paradigma harus berdasar pada tiga unsur, yaitu 1) berpihak pada murid, 2) berdasar nilai-nilai kebajikan universal, dan 3) bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.
Ada tiga prinsip atau tiga pendekatan yang saya pelajari di modul ini dalam pengambilan keputusan dilema etika, prinsip moral pertama adalah Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), prinsip ini secara sederhana bahwa kita memilih melakukan sesuatu karena baik untuk semua orang, keputusan yang diambil pada prinsip ini pemimpin memilih hal yang baiknya dirasakan lebih banyak oleh orang dibanding hal yang dirasakan baik oleh sebagian kecil. Prinsip moral kedua adalah Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), prinsip ini secara sederhana adalah memilih mengikuti prinsip atau aturan yang sudah ditetapkan, pemimpin yang menggunakan prinsip ini akan melihat dan tegak lurus pada aturan yang berlaku sebagai acuan utama pengambilan keputusan. Prinsip moral yang terakhir adalah Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking), secara sederhana prinsip ini berdasar apa yang kita harapkan orang lain lakukan pada kita, cara berpikirnya tentu menempatkan diri di posisi orang lain yang menginginkan kita mengambil keputusan yang dipandang baik untuk dirinya. Ketiga prinsip tersebut sangat menarik bagi saya untuk dipelajari lebih dalam pada tahapan belajar berikutnya untuk mengasah keterampilan kita dalam pengambilan keputusan.
Sebagai jurnal refleksi dwi mingguan ke-8, berikut saya uraikan pengalaman belajar saya di dua minggu terakhir ini:
PERISTIWA/FACT
Sebelum memasuki paket modul 3, saya menyelesaikan tahapan tersisa dari modul 2.3, saya belajar teknik coaching dalam beberapa peran, pada ruang baik sebagai coach, sebagai coachee maupun sebagai observer; pengalaman luar biasa sebagaimana yang pernah saya uraikan pada jurnal refleksi ke-7 bahwa coaching untuk supervisi akademik meyakinkan saya sebagai upaya yang baik dalam memberdayakan dan membuka potensi optimal dalam menyelesaikan permasalahan secara mandiri dari coachee (murid maupun rekan sejawat).
Setelah tahapan pada modul 2.3 selesai (kecuali aksi nyata karena berkaitan dengan pendampingan individu ke-5), kegiatan saya lanjutkan pada paket modul 3 modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin Pembelajaran, dimulai pada tahap Mulai Dari Diri dengan menjawab bebapa pertanyaan pemantik, pengalaman kasus sendiri tentang dilema etika di sekolah dan analisa beberapa kasus lainnya. Pada tahap eksplorasi konsep saya mempelajari materi secara mandiri dan secara kelompok dalam diskusi dari terkait dilema etika, bujukan moral, paradigma benar lawan benar, dasar pengambilan keputusan, prinsip moral dalam dilema etika, dan langkah memandu pengambilan/pengujian keputusan.
PERASAAN/FELING
Perasaan saya sangat senang, modul ini memberikan pengetahuan bagi saya dalam pengambilan keputusan yang besandar pada nilai-nilai kebajikan, memang perlu usaha yang fokus untuk memahami materi apalagi latar belakang pendidikan saya teknik bukan sosial, tantangan yang saya yakini akan sangat mermanfaat dalam perjalanan pengabdian saya sebagai pendidik di sekolah.
PEMBELAJARAN/FINDING
Melalui materi yang saya sampai hari ini saya pelajari, beberapa yang menurut saya menarik adalah:
- Bahwa seorang pemimpin pembelajaran kadang dihadapkan pada pilihan pengambilan keputusan dari paradigma benar lawan benar, pilihan pada satu kondisi yang benar bukan berarti menyalahkan kondisi kebenaran yang lain yang tidak dipilih, tetapi karena memang harus memilih atau membuat keputusan.
- Bahwa dalam dilema etika mungkin juga ada pilhan alternatif yang bisa dipikirkan (trilema etika), pilihan alternatif ini bisa menjadi solusi atau jembatan dari paradigma benar lawan benar yang sedang dihadapi
- Bahwa keterampilan pengambilan keputusan akan semakin baik dengan praktik pengalaman langsung dalam kehidupan sehari-hari
- Bahwa apapun prinsip moral yang dipilih tidak dapat dipersalahkan, karena prinsip moral yang dipilih bersandar pada kebenaran atau nilai kebajikan, perbedaan prinsip moral yang diplih akan membuat pengambilan keputusan yang berbeda.
- Bahwa selain dilema etika dengan paradigma benar lawan benar, terdapat bujukan moral yaitu paradigma benar lawan salah. Pada bujukan moral tentu pilihan keputusan seharusnya pada kondisi yang benar.
PENERAPAN KE DEPAN/FUTURE
Berdasar pemahaman-pemahaman tersebut, hal yang dapat saya lakukan ke depan terkait penerapan materi pengambilan keputusan berbasis nilai kebajikan sebagai pemimpin pembelajaran adalah.
- Menyadari bahwa apapun keputusan yang bersandar pada nilai kebajikan adalah baik, meski disana pasti memiliki konsekuensi yang harus dihadapi.
- Memilih dan menerapkan pinsip moral dalam pengambilan keputusan
- Keputusan yang diambil selalu berdasar pada keberpihakan pada murid, selaras dengan nilai-nilai kebajikan dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi
- Mencoba membiasakan diri mengikuti sembilan langkah panduan/pengujian keputusan
Penerapan-penerapan tersebut semoga berdampak pada tajam dan optimalnya keterampilan saya dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah. Salam guru penggerak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H