Tuhan, Kenapa aku tidak kunjung kaya? " Karena kamu belum mengkayakan hatimu" Tuhan, Kenapa aku di gaji kecil? "Karena kamu belum pantas di bayar mahal bila tak pernah belajar , memperbaiki dan instropeksi diri" Tuhan, Kenapa aku di beri musibah seperti ini? "Sebab tanpa musibah, kamu akan sombong dan tak akan pernah mengerti Aku ada sebagai tempatmu berlari dan meminta" Tuhan, Kenapa aku selalu gagal? "Kamu gagal karena proses, gagal hanya prosesKu untuk membuatmu tahu kalau pola yg kamu buat perlu pengembangan. Aku tak pernah instan menciptakan pribadi sukses yg tanpa gagal sebagai pelajaran" Tuhan, Kenapa aku belum bisa beli ini itu dan kenapa aku tak dimudahkan dalam segala hal? " Aku ini seperti orangtuamu yang tahu apakah kamu sudah pantas memilikinya atau belum, jika belum memantaskan diri untuk bagaimana bersikap dan bagaimana ilmu serta penerapannya Aku ini tahu kamu akan tersiksa, contohnya kamu sedang berusia 5 tahun dan kamu meminta di belikan mobil pribadi pada orang tuamu, kamu belumlah pantas karena kamu belum dapat menyetir bahkan kakimu pun tak sampai menginjak rem. Jika orang tuamu menurutimu maka kamu akan banyak celaka. Sebab Orang tua tau yang sudah pantas dan yg belum apalagi Aku sebagai penciptamu pemilik hidup matimu". Manusia selalu bertanya "MENGAPA AKU" saat dia tertimpa hal yg dia tak sukai, bisakah kita mengeluhkan saat kita bahagia? Seperti "Tuhan kenapa aku bahagia dan tidak Engkau sedihkan saja?" Jika Allah hanya tempat kau mengeluh tanpa pernah bahagia mengingatNya, Allah akan memperpanjang masalahmu agar kau sadar dan memantaskan diri untuk berbahagia dan berdoa padaNya dalam keadaan bahagia. #V.V
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H