Mohon tunggu...
Pipiet Senja
Pipiet Senja Mohon Tunggu... profesional -

Seniman, Teroris Tukang Teror Agar Menjadi Penulis, Pembincang Karya Bilik Sastra VOI RRI. Motivator, Konsultan Kepenulisan, Penyunting Memoar: Buku Baru: Orang Bilang Aku Teroris (Penerbit Zikrul Hakimi/ Jendela)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Boardingschool Al Ihsan: Tempat Mencetak Kader Mujahid dan Mujahidah

30 Oktober 2011   00:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:18 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_145042" align="aligncenter" width="523" caption="Mahasiswa, apakah gak doyan buku, ya?"][/caption] Kampar, 30 Oktober 2011; Setelah jadwal padat kemarin di Universitas Riau, akhirnya sampailah saya di UIN, sebuah kampus yang indah di tengah ladang dan pesawahan. Acaranya Bedah Buku Kepada YTH Presiden RI karya saya. Hmm, Bedah Buku, seyogyanya ada pembedah dan ada moderator. Namun, kali ini di kampus UIN Pekanbaru ini, ternyata agak lain daripada biasanya. Tidak ada pembedahnya, tidak ada moderatornya, tidak ada yang pernah baca bukunya pula. Alamaaaak! Namun, acara harus berlangsung, maka Wira merangkap sebagai moderator sekaligus pembahas. Karena agaknya dialah satu-satunya orang yang telah membaca Kepada YTH Presiden RI. Aduhai! Ya wis, jalan terus, lanjuuuut! Wira memaparkan isi bukunya, menurutku bagus juga dan terbilang cermat. Terima kasih nian, Wira! Giliran saya menambahkan, tepatnya melengkapi latar belakang dan motovasiku melahirkan buku berjudul politis begini. Nah, pas giliran dibuka termin diskusi, ternyata ada beberapa peserta yang menanyakan hal yang sama; "Apa motivasi Mbak Pipiet Senja menulis buku ini? Mengapa judulnya harus begitu?" Terus terang, kecuali ketika mendengar tiga-empat peserta yang menyampaikan pantun dan puisinya terkait profil saya atau karya saya, acara kali ini (jujur saja!) membuatku merasa; aneh! Dan buku saya satu pun tak terjual di sini! "Ondeh mandeeeeeh! Tak apelah awak lelah terbang melintasi rimba Sumatra, bahkan tanpa honorarium segala; demi menularkan virus menulis. Namun, alangkah eloknya apabila buku karyaku diapresiasi, pliiiiiis! Mahasiswa gak doyan baca buku agaknya, ya? Kalah telak dengan TKW Hong Kong dan Singapura!"

[caption id="attachment_145044" align="aligncenter" width="523" caption="Wajah-wajah penuh semangat ghirah Islam;kader para pemimpin bangsa"][/caption] Inilah Tempat Mencetak Kader Mujahid dan Mujahidah Islam Jadwalnya dilanjutkan untuk menyebar virus menulis di kalangan anak-anak baru gede dan remaja di Boardingschol Al Ihsan. Pesantren bertema dan nuansa alam ini, memang sungguh berada di kawasan alam terbuka di Kampar. Tak ada pintu gerbang, sebagaimana ponpes-ponpes di Jawa dan Madura yang pernah saya singgahi. "Ini baru dibangun sekitar 3 tahun yang lalu, Teteh," jelas KH.Misran Agusmar, Lc, alumni Al Azhar Kairo dan Yordania, menyambut kedatangan rombongan saya dengan ramah dan santunnya. Dijelaskan pula bagaimana perjuangan di awal-awal bordingschool Al Ihsan, mulai dari hibah tanah dengan luas tak seberapa hingga kini telah 2,5 hektar. Mulai "ngababakan" dari kebun dan rawa yang banyak sarang ular kobra, hingga ada seorang anak pejabat digigit ular, membuat sang pejabat marah besar;"Ponpes apaan itu, gak jelas, kamu memasukkan anak kita ke sana?" serunya kepada sang istri.Beruntunglah sang anak tidak apa-apa setelah dirawat malah ingin segera kembali ke pondoknya.

[caption id="attachment_145045" align="aligncenter" width="523" caption="Yang baju batik adalah Pengasuh Al Mahad: KH. Misran Agusmar, Lc;alumni Al Azhar dan Yordania"][/caption] Berawal dari panggung yang sangat bersahaja dengan atap rumbia dan dinding bambu-bambu. Kini telah berdiri beberapa gedung megah yang dinamai sesuai dengan nama-nama perang yang pernah dialami oleh Rasulullah Saw dan para sahabat; Gedung Uhud, Khandaq, Intifadah dlsbnya. Aura perjuangan dan semangat belajar yang tinggi sudah tampak. Wajah-wajah anak baru gede dan remaja, siswa dan siswi setingkat SMP dan SMA. Tampak jelas mereka haus ilmu dan sangat respek terhadap para guru ataupun motivator, trainer yang singgah ke tengah-tengah mereka. Kabarnya, pernah singgah rombongan dari Universitas Tokyo dan ibu guru si Laskar Pelangi, Andrea Hirata. Mereka tidak lama hanya 10-15 menit. Jadi, sayalah penulis gaek yang cukup lama singgah di sini, setengah hari. Insya Allah, nanti ingin sekali dijadwalkan bisa tinggal selama sebulan saja di tengah anak-anak Al Ihsan. Semoga Allah Swt masih memberiku kesempatan dan waktu serta kesehatan yang prima.

[caption id="attachment_145048" align="aligncenter" width="523" caption="Ini wilayah akhwat, bidadari geto loooh!"][/caption] Tak urung hatiku mengharu-biru begitu mengetahui mereka telah memegang sebagian besar buku karyaku, seolah siap bertanya;"Bagaimana bisa nulis buku macam ini?" Benar saja, ketika acara digelar, sepanjang itu (2 jam!) tak ada tampak gelagat jemu. Semuanya seakan tak hendak kalah, melontarkan berbagai pertanyaan seputar proses kepenulisan. Seakan-akan mereka tiada puas bertanya, dan masih ingin mengupas tuntas; apa itu ilmu sastra, jurnalis, ngeblog dan sejenisnya. Lima menit saja, ya, hanya sebanyak itu mereka diberi waktu untuk menulis. Hasilnya sungguh menakjubkan, setumpuk buku (200-an) berisi tulisan mereka; opini,pantun, puisi dan curahan hati. Hanya lima menit, apatah pula jika satu jam atau sehari? Mereka anak-anak kader bangsayang luar biasa, setiap saat akan terlontar semangat dari Ustad Wamdi:"Takbiiiir!" Disahuti serempak dan lantang:"Allahu Akbar!"

Usai di kawasan asrama putra, saya digiring ke asrama putrinya. Semjpat rehat beberapa menit, sholat Ashar, barulah memasuki wilayah para putri solehah. Di kawasan bidadari ini lebih luar biasa lagi semangat dan aura menuntut ilmu, serta apresiasinya terhadap; karya sastra. Para remaja putri ini seakan telah menyiapkan segala sesuatunya menyambut kedatanganku. Di tangan mereka pun telah terpegang karya saya. Ada yang memegang novel Jurang Keadilan, ada Catatan Cinta Ibu dan Anak, bahkan karya Haekal Siregar: Anugerah Cinta, kumkis seputar nikah dini kerennya yang best seller. Sama seperti ketika di acara remaja putra, di sini pun saya memberi materi motivasi menulis dan seputar kiprah kepenulisan serta kiat-kiat untuk menjadi seorang penulis profesional. Tak lupa saya menyinggung perihal perjuangan para ibu tangguh di Hong Kong, para pahlawan devisa yang sangat apresiatif, setiap kali kita gelar acara workshop kepenulisan. Sesungguhnya saya ingin memutar thiller BMI Hong Kong, dan bukti nyata adanya pemurtadan di kalangan BMI. Ada video, hasil rekaman seorang teman korban pemurtadan di negeri beton oleh agama tertentu. Namun, waktu jua yang terpaksa memisahkan kami. Saya menitipkan rekamannya kepada Ustad Wamdi, kiranya menjadi pelecut semangat anak-anak untuk memantapkan diri sebagai para kader dakwah yang harus mau diterjunkan di kalangan mana pun.

[caption id="attachment_145052" align="aligncenter" width="523" caption="Tempat mencetak kader mujadihah hebat"][/caption] Anak-anak yang disayangi Allah Swt, lanjutkan perjuangan dan teriring doaku yang tulus untuk kalian. Serasa terngiang-ngiang seruan Ustad Wamdi: "Anak-anak Al Ihsan, takbir: Allahu Akbar!" Sampai jumpa, semangka; semangat karena Allah Swt! [caption id="attachment_145058" align="aligncenter" width="523" caption="di sinilah kami makan siang, sharing dan berbagi ilmu"][/caption]

[caption id="attachment_145056" align="aligncenter" width="523" caption="Ditunggu ya anak-anak hebat: Kisah Seru Anak Pesantren Al Ihsan"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun