Mohon tunggu...
Pipiet Senja
Pipiet Senja Mohon Tunggu... profesional -

Seniman, Teroris Tukang Teror Agar Menjadi Penulis, Pembincang Karya Bilik Sastra VOI RRI. Motivator, Konsultan Kepenulisan, Penyunting Memoar: Buku Baru: Orang Bilang Aku Teroris (Penerbit Zikrul Hakimi/ Jendela)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perpisahan Bukan Akhir Ukhuwah Kita: Terima Kasih & Sampai Jumpa, Saudaraku!

31 Juli 2010   10:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:25 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepulanganku dari Hong Kong akhirnya tiba jua, Kamis, 29 Juli 2010.
Sebelum berakhir acara workshop di Art Center, Tin Hau, sesungguhnya yang menghadiahiku oleh-oleh sudah bermunculan. Bertha Siagian dengan beberapa kantung, isinya macam-macamlah; baju buat Seli dan Haekal, tas buatku dan Butet, mainan buat Zein. Sekalian Bertha menitip sesuatu spesial untuk kekasih hati, kebetulan tinggalnya di kawasan Margonda, Depok.

“Woooow…. Boru Siagian! Banyak kali ini, bikin repot dikau saja, ah!” seruku terheran-heran, sekaligus kagum dan salut. Kutahu dia sedang ada masalah dengan seorang anak-mantu tokoh penting Indonesia. Uang Bertha banyak tersedot untuk kepentingan, urusan oknum tersebut. Hingga detik terakhir kami bertelepon, urusan keuangan yang ditilap oleh oknum itu belum juga menemukan titik terangnya.
Jadi, daku doakan, semoga urusannya cepat selesai, ya Bertha. Horas bah!

Pesan khusus buat Bertha; pssst, kalau beliau ngotot juga tak mau bayar uangmu, tuliskan saja dan sebar di media. Jangan pernah menyerah, jangan takut hanya karena statusmu seorang BMI. Sementara dia seorang mantu tokoh penting, pengusaha, bahkan mengaku ustadz dan pengelola travel umroh&haji. Kebenaran akan selalu menang, yakinlah itu, Bertha!

Ketika acara terakhir, Minggu, 25 Juli 2010, bingkisan pun bertambah dari Kine Risty, Nova, Mega Vristian, Nadia Cahyani, Susi Ketua FLP HK dan Umi. Sampai megap-magap kami, daku, Indira, dan Risty saat mengangkutinya harus naik ke lantai dua (rasanya tinggi buangeet!) di Peri, salah satu rekanan rumah makan di bawah binaan Dompet Dhuafa HK. Letaknya tak berapa jauh dari Art Center, Tin Hau. Tapi jika berjalan kaki di tengah terik mentari musim panas negeri beton ini, alamaaaak, lumayanlah!

Begitu pula ketika hanya berdua Kurnengsih, kami mangangkutinya pulang ke kediaman Ustadz Ghofur. Halaaah, lumayan hahehoh. Ini gara-gara sopir taksi salah jalan, bukan melaju ke Li Wen Court, malah bablas terus ke mana tahu… Daripada semakin jauh, akhirnya diputuskan untuk menghentikannya, dan kami berjalan dua kali lipat jaraknya, bo!

Aku sempat geli melihat Kurnengsih alias Ratu Bilqis ngomel-ngomel sambil mengangkut bawaan. Ops, punteeeen, ya ananda sayang. Janji gak bakalan ngerepotin dirimu lagi deeh. Hehe!

Ops, masih juga ditambah bingkisan dari Hajjah Neneng Saribanon, Sau Mau Ping, duh, sampai metet itu koper pemberian Mbak Puji. Hatur nuhuuuun!

Nah, baru sadar, ternyata koper yang kubawa dari Depok sudah error, pegangannya copot entah ke mana tuh. Ini gara-gara dipake ngangkutin buku, didorong-dorong sepanjang jalan Li Wen Court-Tin Hau. Beneran nih si manini ini, selain tukang menyebar virus menulis, harus diakui juga punya profesi lain yakni; tukang jualan buku!

“Tenang saja, Teh, nanti dibelikan,” hibur Melani yang hari terakhir, Rabu, sesungguhnya punya rencana mengajakku ke The Peak.
Sebuah tempat di atas bukit, kita bisa melihat pemandangan Hong Kong di waktu malam dengan lampu-lampu gemerlapnya. Mungkin semacam Dago Tea House-nya Bandung, ya? Tapi karena cuaca mendadak bertanda hitam, dipending deh, lain kalilah yaouw. Maunya geto loh, heuheu!

Malam terakhir, anak-anak penghuni shelter IQRO dan Berkah berikut para relawan Dompet Dhuafa, menjamuku dengan macam-macam hidangan. Oya, selama sebulan penuh, perutku ini selalu dibahagiakan. Sepertinya program penggendutan ala Melani Dessy, (ngaku, ayo, sekongkol tuh!) dengan Mbak Faiz, Mbak Puji, Mbak Rohani, Mbak Umi dan…duh, banyak lagi deh; sukses besaaar! Buktinya berat badanku bertambah sampai 5 kiloan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun