Setelah pertama kali ke kedai susu KUD, saya mendeklarasikan (sendiri) kedai itu sebagai tempat langganan nongkrong kami. Tak lama kemudian, saat waktu senggang disela padatnya aktivitas perkuliahan, saya suka mengajak lagi teman saya untuk kesana (kedai susu). Tak pernah dia (teman saya) menolak untuk menyambangi kedai langganan kita lagi.
Sampai beberapa kali ke sana (kedai susu), akhirnya kita dihentikan sementara menyambangi kedai karena padatnya tugas kuliah dan aktivitas lainnya yang kebetulan (saat itu) kita sama-sama kuliah di semester akhir.
Namun, berhentinya mengunjungi kedai susu, bukan berarti saya juga berhenti meminum susu. Aktivitas meminum susu tetap berlanjut, digantikan dengan susu seduh (instan) khas warung kopi dekat kampus.
Selain itu, perjalanan minum susu kita (saya dan teman saya) pun juga tidak berhenti. Kita masih sering meminum susu bersama, hanya saja tempat (nongkrong) dan wadahnya berbeda. Kali ini (waktu itu), kita berganti ke kemasan kotak (alias susu kotak), yang bisa kita dapatkan di swalayan maupun warung kios yang ada disekitar kampus.
Bicara tentang susu kotak, sebenarnya ini kebiasaan baru bagi saya, karena sebelumnya hanya minum susu buatan Ibu, atau beli di warung maupun di kedai susu. Kebiasaan baru meminum susu kotak ini karena ajakan teman saya, yang memang sudah biasa membeli susu kotak sebagai bekal saat kuliah (alasannya karena rasanya enak dan cukup menyegarkan buat nambah stamina saat jam kuliah cukup padat).
Jujur saja, susu kotak yang diperkenalkan teman saya membuat saya jatuh cinta kepada produk olahan susu yang saya anggap baru ini. Selain karena rasa susu kotaknya yang enak dan cocok dengan lidah saya, alasannya lainnya adalah karena itu pemberian teman saya, yang kebetulan dia adalah teman (kuliah) wanita yang sekarang menjadi istri saya (gimana gak seneng ya, sudah yang ngasih adalah pujaan hati, ngasih ke saya susu yang enak, lagi).
Sejak saat itu, kita lebih sering ditemani susu kotak saat bersama, meski sudah tidak lagi ke kedai susu segar di Kota Batu, namun rasanya sudah mewakili susu segar kedai langganan kita. Dan susu itu adalah susu kotak INDOMILK UHT.
Iya, merk susu kotak itu sama dengan susu yang dibuatkan Ibu saat di rumah. Hanya saja, susu yang dibuatkan Ibu saya adalah susu kental manis INDOMILK dengan kemasan kaleng yang harus diseduh dulu, sedangkan susu INDOMILKUHT ini dikemas menggunakan kotak, yang berisi susu segar 100% siap minum.
Kepanjangan dari UHT sendiri adalah Ultra High Temperature, yang artinya : susu dengan teknologi pengolahan memakai suhu panas tinggi (135-145 derajat Celcius) dalam waktu singkat (2-5 detik) untuk sterilisasi mikroorganisme. Dan menurut saya, proses inilah yang mengkin membuat saya menjadi lebih gemar meminum susu kotak, selain sebagai pengganti susu kedai langganan kita.
Berawal dari kebiasaan saya dari rumah, dan ditambah lagi kesamaan kegemaran minum susu dengan teman (kuliah) wanita saya, kita akhirnya sering bersama karena susu.
Minum susu bukan lagi menjadi kebiasaan (biasa) bagi kita, selain maidset bahwa susu menyehatkan (meski itu benar karena kandungan gizi yang ada di dalamnya), namun itu sudah menjadi kebutuhan agar tubuh selalu terjaga karena padatnya aktivitas dengan mobilitas yang tinggi. Seperti alasan teman saya sebelumnya, dia selalu membawa susu kotak INDOMILKUHT 190 ml saat kuliah, yaitu agar dapat menambah stamina bila aktivitas kuliah kurang menentu.