Negeri kita ini tengah berpacu mengembangkan perekonomiannya, mendongkrak pendapatan dengan mengelola sumber daya dan memajukan masyarakat agar semakin sejahtera.
Harapannya, aktivitas ekonomi menggeliat dan kemudian diikuti terbukanya lapangan kerja anyar. Tenaga kerja pun dapat terserap yang sekaligus memangkas jumlah pengangguran.
Nah, pertanyaannya: apakah lantas kita hanya bisa melamar pekerjaan untuk bisa berkarya? Menjadi karyawan di perusahaan, menjadi Pegawai Negeri Sipil atau mengabdi sebagai anggota Polri dan TNI?
Itu semua memang pekerjaan mulia dan menjadi bentuk pengabdian pada negeri ini. Namun sekali lagi, apakah tidak ada jalan lain?
Jawabannya adalah: ada! Tanpa berstatus sebagai pegawai di suatu perusahaan atau menikmati gaji sebagai PNS pun, kita dapat berkontribusi pada bangsa ini. Yaitu, jadilah pengusaha produktif. Artinya, menjadi wirausahawan yang mampu menyediakan lapangan kerja bagi orang lain.
Pengusaha yang produktif berarti juga mampu meningkatkan nilai tambah dari suatu jasa atau barang yang menjadi fokus bisnisnya. Contohnya, berwirausaha kerajinan berbahan akar pohon bambu dari Kebumen yang disulap menjadi miniatur wajah manusia dan menjadi pajangan di ruangan.
Produksinya mampu mengolah akar bambu yang minim nilai ekonomis menjadi layak dipasarkan. Dari mulai produksi hingga pemasaran pun, tenaga kerja banyak terserap.
Dari contoh itu saja, sudah menggambarkan bagaimana berwirausaha memberikan dampak positif yang luas. Oleh karena itu, upaya memperbanyak anak bangsa yang menjadi pengusaha muda pun terus didorong oleh pemerintah maupun oleh kalangan pengusaha sendiri.
Dua Persen
Soal jumlah pengusaha, ada hitungan yang lazim dijadikan rujukan yaitu dari sosiolog David C Mclelland. Dalam bukunya The Achieving Society, dia menandaskan bahwa paling tidak dibutuhkan 2 persen pengusaha dari total jumlah penduduk agar sebuah negara menjadi makmur dan sejahtera.
Bagaimana dengan Indonesia? Dengan prosentase wirausahawan saat ini yang baru mencapai 1,65% dari 250 juta penduduk maka, untuk memenuhi jumlah ideal sebesar 2%, dibutuhkan tambahan pengusaha anyar sekitar 1 juta lagi.