Mohon tunggu...
Pipi Lutina
Pipi Lutina Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis cerita dan Puisi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pasrah

26 Juni 2024   10:39 Diperbarui: 26 Juni 2024   10:40 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Pasrah

Karya: Pipi Lutina

            Wanita (istri) dilahirkan dari tulang rusuk laki-laki yang berbentuk bengkok. Bahkan kodrat wanita(istri) pun harus patuh dan hormat kepada pasangannya(swaminya). Istri mampu menutupi rasa sedih, rasa takut bahkan rasa cemas demi untuk membahagiakan pasangannya dan juga turunananya (anak-anaknya), istri  tidak mau orang yang dia cintai dan dia sayangi  menderita atau tidak bahagia yaitu anak-anak mereka.

            Istri  terkadang bingung untuk menentukan arah kemana, bagaimana dan siapa yang akan dia (wanita) utamamaka. Satu sisi wanita membutuhkan perhatian, kasih sayang dan dorongan (semangat) dalam menjalankan hidup ini supaya lebih bahagia. Kadang para swami tidak memahami semua itu, Laki-laki cenderung sibuk dengan kesenangan sendiri saja hingga lupa memperdulikan kebahagian dari pasangannya bahkan anak-anaknya.

            Kesabaran para istri patut kita acungkan jempol dalam hal mengurus rumah tangga, mengurus anak dan kelurganya. Istri dengan suka cita mengerjakan semua itu tnapa pamrih. Apakah swami tidak melihat semua itu ?. Semua yang dilakukan istri hanyalah minta ridho Alloh melalui ridhonya swami. Istri akan senantiasa nurut dan patuh akan semua perintah swami. Tapi apakah istri akan diam saja apabila dia di terantarkan dan disiksa batinnya.

            Inilah letak kebimbangan seorang istri, batinnya sangat tercamuk akan semua keadaan ini dia bingung, dia letih, dia capek akan semua kehidupan ini. Tapi dia harus bertahan akan semua ini hanya demi anak-anakya tercinta.Hanya satu dalam setiap do'a yang selalu dia panjatkan hanyalah untuk kebahagiaan anak-anaknya.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun