Sepanjang tahun 2013, Indonesia menggelar 153 pilkada di seluruh tanah air, yang terdiri dari 15 pilkada provinsi dan 138 pilkada kabupaten/kota. Dari 15 pilkada di tingkat provinsi, calon yang didukung PKS berhasil meraih kemenangan di 9 provinsi yaitu, Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, Papua, Maluku dan Maluku Utara. Untuk dua provinsi yang disebutkan terakhir, ketetapan pemenangnya baru diperoleh di tahun 2014 sehubungan dengan digelarnya pilkada putaran kedua dan ketiga.
Hal yang sangat membanggakan di tahun 2013 adalah fakta bahwa 3 orang gubernur dari 9 provinsi yang dimenangkan oleh PKS bersama parpol-parpol koalisinya merupakan kader-kader terbaik PKS sendiri (Tabel 1). Sebelumnya pada 2010, Irwan Prayitno yang juga kader inti PKS terpilih menjadi Gubernur Sumatera Barat. Dengan demikian, PKS kini telah memiliki 4 orang kader inti yang menduduki posisi gubernur dan memimpin lebih dari seperempat dari total populasi Indonesia (sekitar 62 juta jiwa).
Tabel 1. Daftar Gubernur dari kader PKS
Selain itu, pada tahun 2013 PKS juga telah berhasil menaikkan 11 kader intinya sebagai bupati/walikota ataupun wakil bupati/walikota. Mereka terdiri dari 1 bupati, 1 walikota, 4 wakil bupati, dan 5 wakil walikota (Tabel 2).
Tabel 2. Daftar Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Walikota dari PKS yang terpilih tahun 2013 Terpilihnya para kader ini menambah panjang daftar kepala daerah dari kader-kader PKS yang telah terpilih sebelumnya dan masih aktif menjabat hingga saat ini (Tabel 3).
Tabel 3. Daftar Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Walikota dari PKS terpilih tahun 2010-2012
Berdasarkan data di atas, secara kumulatif hingga tahun 2014, PKS telah mengorbitkan 29 orang kader terbaiknya untuk menjadi gubernur di 4 propinsi, bupati di 3 kabupaten, walikota di 4 kota, wakil bupati di 7 kabupaten, dan wakil walikota di 11 kota (Diagram 1).
Diagram 1. Jumlah kepala daerah dari kader PKS
Para kepala daerah tersebut tersebar di 14 provinsi, di berbagai pulau besar mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Maluku (Diagram 2).Di antara semua provinsi, Jawa Barat tercatat memiliki kader terbanyak yang menjadi kepala daerah, yaitu 9 orang. Kemudian disusul oleh Sumatera Barat dengan 3 orang. Sumatera Utara, Riau, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, dan Maluku Utara masing-masing memiliki 2 orang.
Diagram 2. Jumlah kader PKS yang menjadi kepala daerah hingga 2014 menurut provinsi
Peningkatan Kualitas Kader dan Kepercayaan Masyarakat Tampilnya kader-kader PKS sebagai pimpinan eksekutif di sejumlah daerah di tanah air setidak-tidaknya memberikan dua sinyal penting. Pertama, terjadinya peningkatan kualitas kader-kader dan kualitas proses berpolitik PKS seiring dengan semakin matangnya partai ini di pentas perpolitikan sejak berdiri pada tahun 1998. Para kepala daerah tersebut adalah kader-kader hasil proses pembinaan (tarbiyah) yang dilakukan di internal PKS. Sebelum bergabung PKS, mereka mungkin bukan siapa-siapa, namun proses tarbiyah-lah yang meng-upgrade dan kemudian mempromosikan mereka hingga menjadi pemimpin-pemimpin tangguh masa depan. Mereka sama sekali bukanlah kader kutu loncat yang tiba-tiba dicalonkan lantaran punya banyak uang, massa atau popularitas. Selama ini, karena keterbatasan kader untuk diproyeksikan sebagai pemimpin daerah, PKS cenderung mencalonkan dan memperjuangkan tokoh-tokoh lain di luar kadernya seperti birokrat, tokoh masyarakat, mantan tentara/polisi dan lain-lain. Namun dengan semakin meningkatnya kuantitas dan kualitas kader, maka untuk masa yang akan datang, PKS tentu akan mengurangi penunjukan tokoh-tokoh dari luar partai tersebut dan lebih memilih mencalonkan kadernya sendiri. Kedua, adanya peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap PKS dan kader-kadernya. Hal ini sebenarnya merupakan buah dari perjuangan panjang PKS yang tanpa henti dalam melayani masyarakat. Kader-kader PKS di lembaga eksekutif maupun legislatif terkenal berprestasi, penuh dedikasi, sederhana, dan jujur. Sebagai contoh, Ahmad Heryawan kini telah dianugerahi 138 buah penghargaan tingkat nasional maupun internasional atas berbagai prestasinya memerintah Jawa Barat sejak 2008 (www.pkspiyungan.org, 23 Maret 2014). Sementara itu, Irwan Prayitno pun telah meraih lebih dari 100 buah penghargaan (www.pkspiyungan.org, 26 Maret 2014) atas prestasi kepemimpinannya di Sumatera Barat. Kepercayaan dan apresiasi masyarakat itu pada hakikatnya merupakan buah dari kapitalisasi amal atau kerja-kerja yang telah dipersembahkan PKS untuk negeri ini. PKS senantiasa berinteraksi dengan masyarakat. Partai dakwah ini rutin menggelar pengajian, bakti sosial, pengobatan gratis maupun pasar murah. Kader-kader PKS di lapangan juga aktif bergerak di bidang pendidikan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Selain itu, PKS adalah parpol yang paling tanggap terhadap berbagai bencana yang terjadi di tengah masyarakat. Hebatnya lagi, semua bentuk pelayanan tersebut terus-menerus dilakukan PKS di sepanjang waktu, baik ada maupun tidak ada pemilu/pilkada. Oleh karena itu, slogan Cinta, Kerja dan Harmoni sangat tepat melukiskan kiprah PKS. Tampilnya para kader PKS sebagai pemimpin-pemimpin daerah yang semakin banyak di berbagai wilayah membuktikan bahwa masyarakat menaruh harapan besar pada partai dakwah ini. Tentu saja, para pemimpin yang umumnya masih muda tersebut dituntut untuk terus bekerja keras demi menghadirkan kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan bagi seluruh rakyatnya.
Dari Pemimpin Daerah menuju Pemimpin Nasional Tahun 2013 menjadi momentum lahirnya para kader PKS sebagai pemimpin daerah. Akankah 2014 menjadi sejarah tampilnya kader PKS sebagai pemimpin nasional? Jika yang dimaksudkan sebagai pemimpin nasional itu setingkat menteri, maka PKS sudah sejak lama memilikinya. Pada Kabinet Persatuan Nasional, PKS telah menempatkan satu orang kadernya sebagai Menteri Kehutanan dan Perkebunan. Selanjutnya pada Kabinet Indonesia Bersatu I periode 2004-2009, PKS memiliki 3 orang menteri, yaitu Menteri Pertanian, Menteri Perumahan Rakyat, dan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga. Sedangkan pada Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2009-2014, PKS awalnya mempunyai 4 menteri, yaitu Menteri Pertanian, Menteri Sosial, Menteri Komunikasi dan Informasi, dan Menteri Negara Riset dan Teknologi (Tabel 4). Namun posisi Menristek ini melayang sebagai imbas dari konsistensi penolakan PKS terhadap kebijakan penghapusan subsidi BBM tahun 2011.
Tabel 4. Daftar Menteri dari kader PKS Bahkan lebih dari itu, kader PKS juga telah menduduki sejumlah kursi pimpinan lembaga-lembaga tinggi di negara ini (Tabel 5).
Tabel 5. Daftar Pimpinan MPR/DPR RI dari kader PKS Namun jika yang dimaksud dengan pemimpin nasional disini adalah jabatan Presiden atau Wakil Presiden, maka itu akan menjadi catatan sejarah baru bagi PKS dan bangsa Indonesia. Dan di tahun 2014 ini, harapan munculnya kader PKS sebagai pemimpin nasional nampaknya terbuka lebar. Mari, kobarkan semangat Indonesia! Kuala Lumpur, 26 Maret 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Politik Selengkapnya