Mohon tunggu...
Pio Okto
Pio Okto Mohon Tunggu... Freelancer - MAHASISWA IMAJINATIF

Whatever you do, do it well

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Terjebak Pengalaman

27 Juni 2017   08:23 Diperbarui: 27 Juni 2017   09:21 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

(Dijadikan Guru atau Musuh Terbaik)

Adagium yang mengatakan bahwa pengalaman baik ataupun buruk adalah guru terbaik. Pengalaman tidak selamanya nyaman, menggembirakan, dan menyenangkan. Namun, bisa saja lebih buruk, menyedihkan, bahkan menyakitkan. Pengalaman tidak hanya dapat dijadikan guru, tapi juga dapat menjadi musuh terbesar. Pengalaman yang baik melahirkan sebuah kenangan indah, kesan harmonis, dan kegembiraan. Sedangkan pengalaman yang buruk akan melahirkan kenangan yang tak indah, harmonis, ataupun gembira. Lebih tepatnya menjadi pressure point (titik tekanan) bagi kita yang mengalami itu. Bahkan bisa masuk traf 3S (stress, struk, stop). Dari nukilan kisah-kisah pengalaman yang buruk juga dapat di jadikan motivasi tersendiri, asal ada niat dari dalam hati dan sungguh-sungguh.

Pengalaman memang merupakan serangkaian proses pengembangan diri yang dimana manusia sebagai agen pelaksananya, dan tidak bisa dilewat kan.  Dalam proses ini kita harus dapat menfilterisasi yang mana yang sepatutnya dipikirkan, kembangkan atau dihapuskan. Proses ini dapat menentukan sikap kita dalam menanggapi pengalaman sebagai guru atau musuh. Pengalaman pastinya adalah masa lalu, dan kesalahan besar dimasa lalu secara otomatis akan menjebak pemilik pengalaman dalam perannya sebagai agen sosial dimasa sekarang ataupun masa depan. Sama halnya seorang yang pernah berdusta baik sekali ataupun berulang akan tetap sama dijuluki pendusta hingga akhir hayatnya. Kendatipun dia sunguh-sungguh ingin bertobat dan berbuat baik, akan selalu tertutupi oleh kesalahan yang diperbuat dimasa lalu. Jadi berpandai pandailah bersikap dan kritis dalam hidup. Urungkan niat yang buruk dimasa kini semampu mungkin dan berpikirlah positif agar kelak tidak terjebak pengalaman sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun