Mohon tunggu...
Tengku Viny
Tengku Viny Mohon Tunggu... -

extraordinary & unique girl | manage Rosvy Shop | student | http://pinypinyball.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Ikhlas Tanpa Cinta - 3

5 April 2012   11:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:00 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari-hari pun tetap berlanjut meninggalkan hari pertandingan itu. Akhirnya datang juga sebuah kabar darimu. Sebuah pesan singkat untuk menanyakan kabar dan basa-basi lainnya, yang berujung dengan segala pertanyaan yang memang aku hindari untuk ditanyakan. Dengan sikap cuek dan santaiku, aku mencoba menjawab dengan ribuan dalih untuk menyelamatkan hatimu dari kehancuran, walau kenyataannya memang sudah hancur atas ketidak jujuran ku. Tapi setidaknya, aku mencoba untuk tetap menjadi seseorang yang baik dimatamu, sekalipun itu sudah menyakitimu. Kembali lagi kepada ke-aneh-an sikap kita masing-masing dalam hubungan ini. Dirimu masih bisa bersikap tenang untuk menyikapi masalah terbesar kedua dalam ketiga tahun perjalanan cerita ini. Mungkin sudah waktunya kami menyelesaikan hubungan yang memang sedari awal ab-normal ini. Tenang, cukup menyakitkan, dan santai kami menyelesaikan urusan satu ini. Ya, kami kembali menjadi benar-benar teman biasa seperti teman yang lainnya dengan harapan tak akan ada perbedaan masalah pertemanan antara sebelum dan sesudah adanya goresan cerita ini dalam buku harian dari Tuhan.

Tiga tahun yang ku lalui bersamamu adalah waktu yang cukup untuk aku mencoba membuka diri memahami lawan jenisku. Walaupun aku tak bisa bahagia selayaknya bahagia sebagai seseorang yang mempunyai pasangan, tetapi dirimu mengajarkan betapa bahagianya ketika kita mempunyai seseorang yang benar-benar membebaskan kita menjalani kehidupan kita walau adanya satu ikatan dan perasaan yang berbeda dengan perasaan sewajarnya seorang teman. Dirimu mengajarkan kesabaran yang benar ketika seseorang yang pernah menyakiti tidak seharusnya dibalas dengan menyakiti. Dirimu memberikan aku ruang yang luas untuk melangakah tanpa ada beban kesedihan. Walau sampai saat ini aku tidak mengerti “INIKAH CINTA?” tapi mungkin karena kembali lagi ke usia kita saat itu yang masih sangat belia dan labil juga belum waktunya untuk merasakan hal itu. Atas nama suka kita bersama. Atas nama sayang kita berbagi. Atas nama cinta kita mengerti. Terimakasih sudah menjadi awal permulaan untuk cerita episode cupid ku. Segala hal bersamamu adalah suatu hal menarik, dalam suka, sayang, dan cinta ALA ABG. Remaja belia yang mecoba mendapatkan jati diri.

Sedangkan hubungan aku dengan dirinya pun tidak bertahan lama. Selang beberapa minggu setelah aku menyelesaikan ceritaku denganmu, ku selesaikan ceritaku bersamanya. SETIAP PERLAKUAN PASTI MENDAPATKAN PEMBALASAN YANG SETIMPAL, cepat atau lambat itu pasti terjadi. Dan benar saja, disekolahnya dia memiliki teman special lagi tanpa sepengetahuanku. Karena aku tidak pernah tahu bagaimana dia disekolahnya dan dilingkungan teman-teman sebayanya. Aku hanya mengenal dia dilingkungan teman rumah atau teman kecilnya, karena jarak tempuh rumah kami pun tidak terlalu jauh ditambah dia juga teman kecilku saat masih menggunakan putih merah. KECEWA! Ya aku sudah bisa merasakan kecewa yang lebih mendalam ketika aku bersamanya. Aku bisa bahagia sejadinya begitupun dengan kesedihan. Tapi ya sudahlah, aku hanya bercermin atas apa yang telah aku lakukan saat ini kepada mereka. Aku tak ingin terlalu menyalahkan dan membuat diriku sebagai RATU BENAR. Cukup ambil pelajaran saja dan membuat aku menjadi seseorang perempuan yang lebih baik lagi.

Well, setelah melalui perjalanan dengan mereka berdua, aku bisa mendapatkan pelajaran yang berbeda-beda. Aku harus bisa lebih perhatian terhadap mereka yang ada disekelilingku dan mensyukuri apa yang telah aku miliki, apapun itu. Sebab Tuhan telah membuat satu garis merah untuk setiap ciptannya. Meski nantinya garis merah itu akan berubah warna, tetapi tetap saja masih berada dalam satu garis rencana Tuhan. Semua yang sudah terlewati mengingatkan aku dalam satu makna atas cinta, ya CINTA adalah IKHLAS. CINTA TIDAK AKAN MENGAMBIL APAPUN DARI KITA, KARENA CINTA TELAH CUKUP UNTUK CINTA.. Dan aku menyadari saat itu aku telah menjalani sebuah proses dan itu bukan cinta. Proses itu hanya terdiri dari suka dan sayang, dan tiga tahun itu AKU IKHLAS TANPA CINTA…

THE END . . .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun