Mohon tunggu...
ana Mhi
ana Mhi Mohon Tunggu... Freelancer - Wanita dengan keseharian biasa saja

Suka kopi dengan khas pahitnya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

(Cerpen) Halalkan Dulu Hartamu

2 September 2023   03:09 Diperbarui: 2 September 2023   03:11 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pixabay.com/katja

Sudah dua minggu lebih, hujan belum juga mengguyur desaku. Dengar-dengar sampai awal bulan depan kemarau ini berlangsung. Prediksi hujan akan turun tapi hanya sebentar dan kembali kemarau.

Syukurlah ayah dan ibu menanam saat musim hujan tiga bulan lalu, jadi panen kali ini bisa dibilang berhasil lagi.

Di pondok kecil ini aku dan ibu duduk sembari melepas buah kacang tanah dari pohonnya.

Sementara itu, ayah fokus mencabut kacang tanah dan menumpuknya disatu tempat sebelum dibawa ke pondok untuk dibersihkan.

"Alhamdulillah semalam hujan, ya bu," ujarku tersenyum penuh rasa syukur.

"Iya, nak. Jadi kita bisa panen sekarang." Ibu membalas senyumku sambil tanganya terus membersihkan kacang.

Semalam memang hujan, meskipun tidak begitu deras setidaknya itu sudah cukup memudahkan ayah mencabut kacangnya.

"Anak ayah udah pulang rupanya, sudah makan atau belum?" Ayah menghampiri kami dan segera meneguk segelas air yang aku berikan.

Begitu selesai minum aku langsung mengambil tangan ayah dan menciumnya, "udah, Yah. Sebelum ke sini Lili makan dulu," jawabku.

Begitu pulang sekolah aku memang tidak sabar membantu ayah dan ibu panen, itu sebabnya begitu selesai makan aku bergegas ke sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun