Mohon tunggu...
ana Mhi
ana Mhi Mohon Tunggu... Freelancer - Wanita dengan keseharian biasa saja

Suka kopi dengan khas pahitnya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Yang Terkasih

28 September 2022   07:10 Diperbarui: 6 April 2023   00:53 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com/Bingodesigns

Irama langkah bukan lagi hitungan kita
Ada nada tersumbang oleh deru angin nestapa
Kadang melodinya bergema pada tebing-tebing jiwa
Menggores sajak pada tiap lembaran asa

Senyapnya gelap tidak lagi mencipta bayang
Menepi sejenak pada bait berkisah sejuta kenang
Berburu harap pada sela-sela ilalang
Menapaki baris demi baris impian tinggi melayang

Sayang
Pejam netra lalu lupakan insan penyayat luka
Terbanglah tinggi tanpa beban di dada
Esok cahaya buana siap menyambut dengan mesra
Ucapkan salam pada tiap jengkal kehidupan yang fana

Gorontalo, 28 September 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun