Mohon tunggu...
ana Mhi
ana Mhi Mohon Tunggu... Freelancer - Wanita dengan keseharian biasa saja

Suka kopi dengan khas pahitnya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(Puisi) Penjarah Hak

22 September 2022   21:15 Diperbarui: 22 September 2022   21:17 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com/sajinka2

Tuturnya bagai tirta di kala dahaga
Begitu pandai meluapkan bahagia
Melambungkan jiwa-jiwa penuh asa
Bak pahlawan di curamnya derita

Ujarnya khianat terselimut rembulan
Insan berpusat pada ikrar nan cendayan
Hingga nurani lupa telah melangitkan pendusta
Melayangkan mimpi pada tangan-tangan nista

Gorontalo, September 2022

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun