Mohon tunggu...
ana Mhi
ana Mhi Mohon Tunggu... Freelancer - Wanita dengan keseharian biasa saja

Suka kopi dengan khas pahitnya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

(Puisi) Ayah, Tetaplah di Sini

19 September 2022   06:45 Diperbarui: 19 September 2022   06:59 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com/wondermar

Ayah
Biarlah sepi menjadi teman kita berkisah
Bersama nyanyian para jangkrik pada sela-sela semilir angin yang pasrah
Biarkan mereka menguping kemudian cemburu
Betapa besar kasihku padamu.

Ayah
Teruslah menatap rona senja bersama
Menanti mentari pada dinginnya pagi yang basah
Menyahut celoteh paksi di antara warna buana yang indah

Ayah
Tiada izinku padamu menakhlikkan rindu yang pecah
Tiada bentangan jarak yang tak bisa tergapai langkah
Tiada isak yang tetesnya bernarasikan gundah

Gorontalo, 19 September 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun