Mohon tunggu...
ana Mhi
ana Mhi Mohon Tunggu... Freelancer - Wanita dengan keseharian biasa saja

Suka kopi dengan khas pahitnya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

(Cerpen) Mungkin Tuhan Belum Percaya

13 September 2022   13:45 Diperbarui: 13 September 2022   13:44 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com/pheladii

"Gak apa-apa, Mas. Akhir-akhir ini aku hanya merasa kelelahan saja setiap habis beberes rumah," ucapku sembari meletakan kepala di lengannya dan memeluk mas Idam dari samping dengan erat.

Mas idam hanya tersenyum, mengecup keningku sekejap dan mengelus punggungku dengan tangan satunya. Tiba-tiba perasaan sedih itu muncul lagi, aku memejamkan mata dan membenamkan kepalaku di samping dada mas Idam. Seperti ada sesuatu yang mendesak ingin keluar dari mata ini.

Seolah mengerti, mas Idam justru semakin mengeratkan pelukannya dan mencium kepalaku berkali-kali, hingga akhirnya kami menjelajahi mimpi-mimpi yang indah di kegelapan dan kesunyian malam.

Sampai saat ini kami masih menanti kehadiran buah hati. Ketika penantian itu belum juga menemui harapan, mungkin Allah belum mempercayakan itu atau kesabaran kami sedang diuji dan Ia tidak ingin kami berhenti berdoa mengingat-Nya.

Hanya kepada-Nya kami berserah diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun