Mohon tunggu...
HAIDAR
HAIDAR Mohon Tunggu... Dosen - Lecture of Islamic Law Philosophy at IAIN Ponorogo

Mengajar, bermusik, membaca, berdiskusi. Pegiat Literasi yang terus memaknai kehidupan agar terus menjadi manusia sekaligus hamba yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Titik Temu Mistisisme dan Fisika Kuantum: Kesatuan dalam Kemanusiaan

26 Oktober 2023   10:45 Diperbarui: 26 Oktober 2023   11:09 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak zaman dulu, dunia telah diwarnai oleh dua pandangan dunia yang tampaknya bertolak belakang: mistisisme dan sains. Mistisisme, dengan akarnya dalam berbagai tradisi timur seperti Hindu, Buddha, Sufisme Islam, dan Kabalah, telah lama dilihat sebagai pandangan filosofis yang bersifat supranatural dan gaib. Di sisi lain, sains, terutama dalam bentuk fisika klasik, didominasi oleh pemikiran materialistik yang mendasarkan diri pada pengukuran, bukti empiris, dan hukum-hukum alam yang diterapkan pada level materi. Namun, abad ke-21 telah membawa kita pada pemahaman baru yang mengejutkan: perpaduan antara mistisisme dan fisika kuantum. Dalam esai ini, kita akan menjelajahi perpaduan ini dan mengajukan argumen bahwa perpaduan mistisisme dan fisika kuantum sebenarnya menunjukkan kesatuan dalam kemanusiaan.

Mistisisme dan fisika kuantum, meskipun tampaknya berbeda dalam banyak hal, sebenarnya memiliki titik temu yang mengejutkan. Fisika kuantum, yang ditemukan pada abad ke-20, memasuki dunia yang abstrak, dimana hukum-hukum alam yang berlaku pada level subatomik sangat berbeda dari fisika klasik yang mengikuti pemikiran materialistik. Konsep materi, ruang, dan waktu menjadi terdistorsi, dan sebab-akibat yang menjadi dasar dalam fisika klasik menjadi kabur. Bahkan Albert Einstein, salah satu tokoh besar dalam ilmu fisika, menyebut fisika kuantum sebagai sesuatu yang "seram" atau "gaib".

Namun, mistisisme, yang meliputi pemahaman tentang eksistensi rohani, alam semesta, dan entitas tertinggi, telah dipelajari dan diajarkan dalam berbagai tradisi timur selama berabad-abad. Pandangan ini melihat segala sesuatu sebagai bagian dari kesatuan yang utuh, yang berkontribusi pada pemahaman bahwa manusia adalah satu dengan alam semesta. Konsep kesatuan ini, yang dijelaskan dalam mistisisme, sangat mirip dengan pandangan dunia yang muncul dalam fisika kuantum.

Mistisisme sering kali dianggap sebagai sesuatu yang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah, tetapi fisika kuantum telah membawa kita lebih dekat pada pemahaman ilmiah terhadap pandangan-pandangan mistis. Teori-teori fisika kuantum mengungkapkan bahwa materi pada level subatomik dapat berada dalam keadaan superposisi dan terhubung secara aneh melalui fenomena seperti entanglement kuantum. Ini menggiring kita menuju pemahaman bahwa realitas mungkin jauh lebih kompleks daripada yang dapat diukur oleh fisika klasik. Selain itu, sains kuantum telah menggoyahkan pemisahan kaku antara materi dan rohani yang telah mendominasi pemikiran manusia selama berabad-abad. Ini membuka jalan bagi pemikiran yang lebih inklusif dan mendalam tentang kesatuan alam semesta dan hakikat manusia.

Penggabungan mistisisme dan fisika kuantum juga membuka pintu untuk peningkatan kesadaran manusia. Kita mulai memahami bahwa potensi kemampuan psikis, seperti pikiran bawah sadar, bukanlah sesuatu yang gaib, tetapi sebenarnya bagian dari manusia yang dapat digali dan dimanfaatkan. Kesadaran tentang potensi ini memungkinkan manusia untuk lebih memahami diri mereka sendiri dan hubungan mereka dengan alam semesta. Meningkatnya minat terhadap mistisisme dan transendensi juga telah mengubah peta politik dan peradaban dunia. Manusia semakin menyadari pentingnya pandangan dunia yang lebih inklusif dan kesatuan antara materi dan rohani dalam upaya menciptakan dunia yang lebih berdama, berkelanjutan, dan harmonis.

Alhasil, pemahaman yang semakin mendalam tentang keterkaitan antara mistisisme dan fisika kuantum membawa kita pada kesadaran bahwa kedua pandangan dunia ini sebenarnya menyatu dalam kemanusiaan. Perpaduan ini tidak hanya membuktikan bahwa pandangan mistisisme memiliki landasan ilmiah, tetapi juga memperkaya pemahaman kita tentang sifat kompleks alam semesta dan peran manusia di dalamnya. Dengan kesadaran ini, manusia dapat lebih baik memahami diri mereka sendiri, alam semesta, dan lingkungan mereka, serta berkontribusi pada peradaban yang lebih damai dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun