Artikel ini tayang pertama kali di Pinterpolitik.com
Usai bertemu Prabowo, SBY menjelaskan posisi Demokrat yang dianggap sulit berkoalisi dengan Jokowi akibat terhalang hubungannya dengan Megawati.
"Jika kita tidak dapat mengakhiri perbedaan, setidak kita dapat membuat dunia aman dari perpecahan." ~ John F. Kennedy
Pembukaan pendaftaran calon presiden dan wakil presiden yang akan bertarung di Pemilihan Presiden 2019, tinggal menghitung hari. Koalisi antar partai politik pun sudah mulai terbentuk, terutama koalisi kubu oposisi yang dikomandani Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Meski begitu, kepastian Partai Demokrat untuk bergabung ke koalisi oposisi, diakui Ketua Umumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih dalam tahap penjajakan. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh mantan presiden keenam tersebut, di kediamannya di Mega Kuningan, Rabu (25/7) lalu.
Menurutnya, peluang partainya merapat ke koalisi Prabowo yang akan melawan Jokowi di Pilpres nanti, lebih terbuka lebar dibanding bergabung dengan Koalisi Pemerintah. Meski begitu, walau saat ini Demokrat tengah membuka lembar baru dengan Gerindra, bukan berarti SBY akan menutup buku  dengan peluang bergabung di koalisi Jokowi
SBY mengakui kalau berkoalisi dengan Pemerintah akan sulit ditembus mengingat hubungannya yang kurang harmonis dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, masih belum pulih. Padahal mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan di era Mega ini, mengaku sudah berupaya memperbaikinya.
Di lain pihak, SBY juga mengatakan kalau hubungannya dengan Jokowi sebenarnya sangat baik. Ia juga sangat menghargai upaya Jokowi yang telah secara tulus mengajaknya bergabung di koalisi Pemerintah. Namun belakangan, ia melihat kedekatan tersebut mulai memudar.
Dari pernyataan SBY yang bersayap di atas, terkesan kalau sebenarnya SBY masih 'setengah hati' berkoalisi dengan oposisi. Pernyataannya yang secara terbuka tentang hambatan yang dialami pun, seakan menjelaskan kalau masih ada kesempatan bagi Demokrat untuk berada di koalisi Jokowi apabila PDI Perjuangan 'menerima' partainya.
Apa mungkin SBY tengah melakukan 'penawaran' terakhirnya ke kubu Pemerintah?
Dendam Mega Jauhkan Jokowi
"Saat konflik terjadi ada satu faktor yang membuatnya berbeda, yaitu sikap orang tersebut." ~ Â William James
Dalam kehidupan, menurut filsuf modern asal AS di atas, konflik kerap tak bisa dihindari. Namun ada satu faktor yang mampu membedakan seseorang dari yang lainnya, yaitu bagaimana orang tersebut menyikapi konflik, apakah akan mampu mengembalikannya pada kedamaian atau berakhir dengan perpecahan.