Mohon tunggu...
Reza Pamungkas
Reza Pamungkas Mohon Tunggu... Jurnalis -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi, Terima Kasih Demokrat

25 Juli 2018   09:03 Diperbarui: 25 Juli 2018   09:31 2422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pinterpolitik.com

Pilihan cawapres Jokowi memang akan menentukan arah koalisi Partai Demokrat. Survei dari LIPI menyebutkan bahwa mayoritas konstituen partai tersebut ingin Jokowi jadi presiden lagi, namun hasil voting internal elite partai justru mayoritas mendukung Prabowo Subianto. Faktanya, melawan pilihan pemilih bisa berbahaya untuk partai biru tersebut.

"Any coalition, especially where one party is more powerful than the other, it's always bound to have a pecking order."

:: Peter Hook, musisi ::

Kisah tentang koalisi dengan kubu yang tepat memang telah menjadi salah satu warna sejarah. Mulai dari cerita Perang Peloponnesian, hingga kerjasama Romawi Timur dengan Dinasti Sasaniad di Persia, semuanya menggambarkan hal tersebut. Jika memilih koalisi yang tepat, maka posisi kekuasaan politik akan terjamin.

Kini, seiring genderang Pilpres 2019 yang sudah mulai kencang terdengar, kisah tentang koalisi yang tepat itu juga menguak ke permukaan. Sekalipun Presiden Joko Widodo (Jokowi), maupun lawannya Prabowo Subianto belum juga mengumumkan siapa yang dipilih menjadi pendamping mereka, bayangan koalisi pendukung dua kubu ini memang telah mulai terlihat.

Yang tersisa adalah pertanyaan tentang pilihan politik yang akan diambil oleh partai-partai yang belum menunjukkan sikap politiknya, salah satunya si biru Partai Demokrat.

Belakangan, peluang Demokrat untuk membuat poros ketiga semakin sulit setelah sehari yang lalu, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hadir dalam acara makan malam dengan Jokowi dan pimpinan partai-partai koalisi di Istana Bogor. PKB memang menjadi salah satu peluang terbesar bagi Demokrat jika ingin membentuk poros alternatif.

Kehadiran Cak Imin dalam acara tersebut menegaskan bahwa kini Demokrat tinggal memiliki dua pilihan, merapat ke Jokowi atau ke Prabowo. Pilihan lain adalah tidak ikut serta dalam Pilpres seperti pada 2014 lalu, yang sepertinya sangat kecil kemungkinannya akan diambil.

Demokrat kini harus mulai berhitung probabilitas akan merapat ke kubu yang mana. Menariknya, beberapa hari yang lalu Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merilis hasil survei yang memberikan fakta dukungan politik yang menarik dari para pemilih Demokrat.

Menurut survei tersebut, sekitar 53,3 persen pemilih Demokrat menginginkan partai yang dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu merapat ke koalisi pendukung Jokowi. Ya, mayoritas konstituen partai itu memilih Jokowi sebagai presiden selanjutnya. Hal tersebut sebetulnya tidak mengejutkan, mengingat partai biru ini memang sejak awal tahun santer disebut-sebut lebih cenderung ingin berada di koalisi pendukung Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun