Mohon tunggu...
Pinaya Agustin Spd
Pinaya Agustin Spd Mohon Tunggu... -

lahir di Banyumas dan kerja di Semarang. *menulis bagian dari hidupku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penerbit Membuat Trik Lomba untuk Mencuri Ide?

15 Oktober 2013   06:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:31 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini, saya melihat ada kompasianer yang menayangkan ketidakpuasan penulis, atas artikel pemenang lomba kepenulisan. Komentar pro dan kontrapun mengiringi dibawahnya.

Tanpa niat untuk memperkeruh, marilah kita kembali melihat bijak, akan kemungkinan 'ada sesuatu' dibalik kejadian itu. Mari menggunakan logika sederhana..

Kita mulai dari 'dimana lomba diadakan' dan tema apa yang dilombakan. Dan jangan lupakan pula SIAPA JURINYA . Apakah di Dunia Maya, atau Dunia Nyata?

DM) Dalam DuMay, baik pelaksana ataupun peserta 'tak jelas' siapa orangnya. Disini bisa saja pemenang adalah juga pelaksana yang menyamar: jadi peserta-juri-pelaksana sekaligus. Siapa yang mengenal secara detail data mereka?

DN) Di Dunia Nyata, agak bisa diteksi/lacak/ketahui dengan jelas, siapa yang terlibat didalamnya. Karena baik pemenang/juri/pelaksana, tentunya diketahui dan diekspos pada khalayak. Bisa: ditelusuri, baik sebelum atau sesudah lomba diadakan.

Kemudian soal tema lomba. Bebas, atau dipatok harus tema 'ini' dan harus dikaji kemampuan kita menyoal tema yang diangkat. Saya pernah melihat/mengetahui sebuah lomba penulisan cerpen lewat Fb (grup).

Pesertanya yang rata-rata pemula, antusias mengikuti/mengirim cerpenya. Mereka membuat se-MENGENA mungkin dengan tema yang digariskan.

Apa yang terjadi? Lucu!
Lomba yang juri/pelaksana/peserta, GELAP memunculkan tiga pemenang. Parah! Selain pemenang tak 'ketahuan' juga JAUH MELECENG DARI TEMA YANG DIGARISKAN!!

Dari tiga yang dinyatakan JUARA, hanya satu yang pantas memenanginya, dan itu ada pada pemenang ketiga! Sementara pemenang satu+dua, sama sekali kalah 'MENYENTUH' dalam mengangkat tema, dibanding yang dikalahkan.

Saya yang memang tak mengikuti, sempat berdikusi dengan Dosen yang merangkap Sastrawan. Beliau menyimpulkan SAMA SAJA, pemenang satu+dua hanya menang baik cara menulisnya, tapi keluar dari tema. Wajar, karena yang dilawan PEMULA. He he hehe..

Siapa mereka? Yang juara itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun