Mohon tunggu...
Chris Tokan
Chris Tokan Mohon Tunggu... profesional -

Bagi orang BERIMAN TEGUH & BERKEYAKINAN DASYAT, maka KEHIDUPAN menjadi PASTI dan ABADI !!!, walaupun ALLAH mengambil Roh-NYA dari dalam diri kita, akibat DOSA kita di DUNIA ini. ALLAH memisahkan ROH-NYA dengan JIWA-KITA yang tetap HIDUP ABADI, meninggalkan TUBUH kita yang sesungguhnya juga tetap ABADI !!!, namun UNTUK SEMENTARA kembali ke DEBU TANAH mengalami penantian AKHIR ZAMAN !!! Supaya JIWA kita tidak melayang-layang di saat ALLAH mengambil Roh-NYA; Maka YAKIN-lah bahwa KEHIDUPAN itu tetap PASTI dan ABADI, yang mendasari setiap PERBUATAN-KITA di Dunia, demi kemuliaan ALLAH***

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menyimak Revolusi Putih dan Revolusi Mental Manusia Indonesia

4 Juli 2014   15:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:31 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Oleh  Chris Boro Tokan

Revolusi Putih, demikian inti visi misi capres-cawapres  Prabowo-Hata, Revolusi Mental sesungguhnya penekanan visi misi capres-cawapres Jokowi-JK dalam pertarungan  memenangkan pilpres  9 Juli 2014. Penggunaan kata revolusi dalam konteks dialektika perubahan mental dan sosial, maka tidak bisadipisah-lepaskan dengan kata evolusi.  Perubahan yang dilakukan secara pelan namunpasti membawa kemajuan (evolusi), sedangkan perubahan secara drastis/cepat yang berdampak kemajuan (revolusi). Revolusi biasa terjadi karena evolusi yang  berproses tidak kunjung menghadirkan perubahan yang dicita-citakan bersama. Dalam bahasa Cilffort Gertz menyebut involusi, yakni perubahan yang berjalan-jalan di tempat.  Filsuf G. W. F Hegel membahasakan bahwa revolusi itu penekanan pada aspek kualitas, sedangkan evolusi pada aspek kuantitas. Artinya evolusi yang berproses terus menerus (kuantitas) namun tidak secara pasti membawa perubahan yang dinginkan bersama (involui), maka dilakukan revolusi (kualitas) untuk memastikan sebuah perubahan (mental dan sosial).

Proklamasi Revolusi Putih dan Revolusi Mental

Dengan demikian Revolusi Putih yang dicanangkan oleh tim Capres-Cawapres Prabowo-Hata dan Revolusi Mental yang dicanangkan olen tim Capres-Cawapres Jokowi-JK, dapat disimak bahwa sesungguhnya berlandaskan pada evolusi mental dan sosial manusia bangsa Indonesia yang selama ini terjadi involusi (jalan-jalan di tempat). Evolusi yang tidak mampu menghadirkan kemuliaan  bagi sebagian besar manusia indonesia yang mampu mengarsiteki kemajuan demi mendatangkan  kesejahteraan bersama. Maka itu dicanangkan revousi putih untuk membersihkan manusia-manusia Indonesia, revolusi mental untuk membenahi mental bangsaindonesa. Membersihkan (memutihkan) manusia Indonesia, membenahi mental(karakter) bangsa indonesia agar sesuai dengan identitas dan eksistensi sebagai manusia dan bangsa yang menurut Arysio Santos sebagai pusat peradaban dunia atau tempat surga di timur menurut Stephen Oppenheimer.  Dalam arti tepat 70 tahun Indonesia merdeka(17 Agustus 2015), wajib diproklamasikan tentang: (1) kesadaran kemuliaan manusia Indonesia,  (2) ketangguhan/kekukuhan karakter/watak Pancasila, (3) kedaulatan di bidang    pangan dan energi.

Kesadaran kemuliaan manusia Indonesia berarti manusia religus yang mempunyai kedasyatan keyakinan tradisi yang diteguhkan  iman agama sehingga menjadi jiwa dari segala pengembangan ilmu pengethauan dan teknologi (iptek). Kekukuhankarakter/watak Pancasila berarti manusia, bangsa Indonesia yang bijak dalammenserasi-selaraskan (mengharmoniskan) sila-sila Pancasila.  Kesadaran kemuliaan manusia Indonesia dalam kekukuhan watak/karakter Pancasila, tercermati berlandaskan Pancasila sebagai jejak peradaban dan kebudayaan yang hilang.  Namun terumuskan kembali kesempurnaannya dalam bahasa Roh, melalui kelima silanya. Ketuhanan (sila 1)supaya semakin nyata berwujud dalam makna kemanusiaan (sila 2), peradaban, vertikal.  Keadilan sosial (sila 5) senantiasa semakin nyata  tercapai dalam  kerakyatan yang berdemokrasi (sila 4), kebudayaan, horisontal. Saling dialektik  terintegralistik  vertical-horisontal (Persatuan) supaya sinergik (sila 3): Cinta-Kasih, sebagai poros salib/cross!!! Melalui kesadaran kemuliaan manusia Indonesia dalam kekukuhan watak/karakter Pancasila, tercapai kedaulatan bangsa Indonesia di bidang pangan dan energi di waktu  10 – 15 tahun mendatang.

identitas dan eksistensi

Identitas dan eksistensi sebagai manusia dan bangsa Indonesia sesungguhnya menjadi dasar pemahaman dan penghayatan dalam memproklamasikan revolusi puth, revolusi mental manusia bangsa Indonesia. Dasar pemahaman dan penghayatan dimaksud sebagai fighting spirit, semangat berusaha demi mencapai kemanusiaan manusia Indonesia dan tumbuh sebagai bangsa di dunia yang  arif dan bijaksana karena landasan nilai dan ideoogi Pancasila. Dalam  kemuliaan dan kebijaksanaan itu, manusia dan bangsa Indonesia menjadi berdaulat di bidang pangan dan energi yang dari dulu dicari bangsa barat sebagai surga yang hilang. Kesadaran peradaban, kebudayaan  yang mulia dan bijaksana yang menjadi pemilik syah manusia dan bangsa Indonesia, harus benar-benar menjadi filosofi kehidupan bangsa dan negara Indonesia ke depan. Menyadari bahwa Pancasila sebagai dasar filsafat berbangsa dan bernegara Indonesia, maka sesungguhnya sila-silanya merupakan perumusan kembali kesempurnaan kemuliaan bahasa Roh tentang peradaban dan kebudayaan yang hilang.

Kesadaran akan kehakikian Pancasila sebagai bahasa kesempurnaan Roh   senantiasa diharapkan mampu memputih-bersikan harkat dan mengukuhkan watak/mental manusia, bangsa Indonesia ke depan sebagai manusia dan bangsa yang  bijaksana karena mulia. Proklamasi kesadaran pemulihan kemuliaan manusia Indonesia  dan menegaskan kekukuhan watak/karakter  bangsa yang Pancasilais, serta tekad  berkedaulatan  pangan dan energi  senantiasa menjadi nazar capres dan cawapres. yang berkompetisi dalam pilpres.  Siapapun yang memenangkan pilpres harus menyadari bahwa manusia baru/generasi baru bangsa Indonesia yang hendak di bangun kedepan itu berkedasyatan keyakinan tradisi yang diteguhkan dalam iman agama sehingga menjadi jiwa perkembangan imu pengetahuan dan teknologi yang memajukan dan mensejahterakan  kehidupan manusia, masyarakat  bangsa Indonesia. Apabila  revolusi putih dan revolusi mental yang dicanangkan oleh masing-masing capres dan cawapres hanya sekedar suatu retorika poitik kampanye saja, maka tentu  capres-cawapres yang terpilih nanti akan menuai dampaknya menjelang dan pasca 17 agustus 2015 sebagai momentum 70 tahun  kemerdekaaan Indonesia.

Dalam pengulangan sejarah selalu  menjelang 70 tahun muncul peristiwa-peristiwa baru dalam perjalanan sebuah bangsa. Seperti peristiwa  reformasi 1998 mengingatkan  70 tahun lalu terjadi Sumpah Pemuda Indonesia 1928.  Sedangkan rentetan peristiwa G.30 S PKI 1965, Tri Tura 1966, Malari 1974, Kampus Kuning 1978,mengingatkan rangkaian kisah-kisah menjelang peristwa  Kebangkitan Nasional 1908. Maka bukan tidak  mungkin menjelang dan pasca 17 agustus 2015 sebagai momentum 70 tahun  kemerdekaaan Indonesia terjadi   peristiwa  sosial yang kelak menyejarah. Mulai  mengemuka sekarang  pecanangan revolui putih dan revolusi mental bangsa Indonesia. Tercermati bukan tidak mungkin menjadi proklamasi jilid 2 saat 17 agustus 2015 sebagai pengulangan Tri Sula Bung Karno dalam  bidang kebudayaan, politik, ekonomi. Bidang kebudayaan menegaskan kembali kesadaran dan tekad untuk pemulihan dan pemurnian kembali harkat dan mrtabat manusia Indonesia. Bidang politik menegaskan kekukuhan karakter, watak, mental pancasilais bagi bangsa Indonesia. Bidang ekonomi menegaskan kedaulatan pangan dan energy  masyrakat  Indonesia.***

Dataran Oepoi,  Kota Karang Kupang, TanahTimor, 31 Mei 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun