Saya harus mengatakan dan siap adu argumentasi dengan yang berbeda pendapat, bahwa keikutsertaan dan kiprah seorang kontestan bernama Gio telah memberi warna dan corak yang menarik di ajang Indonesian Idol Musim Kedelapan tahun 2014 ini.
Indonesian Idol (disingkat : II) tahun ini menurutku dan juga menurut banyak orang, sangat menarik. Di tengah bayang-bayang pudarnya atau lebih tepat menurunnya animo masyarakat terhadap keriuhan ajang pencarian bakat bernyanyi paling tua dan konon paling bergengsi di Indonesia ini, ternyata fakta di lapangan membuktikan tayangan langsung setiap Jumat malam di sebuah stasiun teve swasta ini sama sekali tak kehilangan daya pikat. Saya yang sebelumnya cukup memantapkan diri untuk tak perlu memberi vote melalui sms harus mengakui kehebatan II tak kuasa untuk tak merelakan sejumlah sms dalam dua tayangan terakhir II, terlebih saat Sembilan Besar kemarin.
Jagoanku, siapa lagi kalau bukan Gio! Konsisten dengan tulisanku sebelumnya ini:
http://hiburan.kompasiana.com/musik/2014/03/04/indonesian-idol-2014-buat-gio-kenapa-tidak-637191.html
Hari ini, sehari setelah babak Sembilan Besar yang menegangkan karena semua pada 'kepo' siapa yang bakal tergusur saya menemukan diskusi atau pembicaraan dua arah di salah satu forum Indonesian Idol yang sejak menjelang babak Spektakuler telah kuikuti di mana saya bergabung dan sesekali menulis status. Semarak dan dapat dinikmati, itu kesan yang muncul saat ini. Sepertinya harus diakui pula pesona maestro Ahmad Dhani yang sekolah formalnya sampai SMU namun berprinsip sekolah yang lebih penting itu di masyarakat banyak berperan mencegah merosotnya daya tarik dan nilai jual II. Dan sungguh inilah kehebatan II, masih mampu menggerakkan pemirsa memencet-mencet ponsel masing-masing mengirimkan uang yang diidamkan dengan ikhlas dan senang hati. Maka itulah kepuasan berbisnis yang sesungguhnya: pembeli dan penjual sama-sama senang. Pembeli tak merasa rugi merogoh kocek.
Salah seorang kontestan, Gio, bukanlah seorang yang diunggulkan sejak semula, bahkan hingga saat ini. Bertahannya dia hingga 8 besar sekarang dari semula 13 besar di babak Spektakular memberi gambaran bahwa dia bukanlah topleader di antara semua kontestan. Posisi unggulan dihuni Nowela, Virzha dan Husein. Tak susah menilainya. Kita semua taulah kualitasnya dari kriteria: suara, musikalitas, kematangan, keberhasilan menyampaikan pesan lagu dan aksi panggung. Masih bisa ditambah faktor wow. Sejauh ini Gio belum pernah melampaui performa ketiga orang itu. Namun ada yang sungguh menarik dan membuat banyak orang mulai melirik pesona kontestan asal Menado ini. Afeksi dan keromantisannya terhadap keluarga yang ditampilkannya tak berkesan dibuat-buat. Pengalamannya di band yang menurut isterinya tak cukup mengangkat harkat keluarga selama ini dan perjuangan Gio di II mampu menumbuhkan kebanggaan bagi isteri dan keluarganya sontak menggugah haru bagi Gio dan menular ke banyak pemirsa. Ya, bapak dari dua anak yang manis ini patut diapresiasi. Betapa tidak, melalui Gio kita bisa belajar contoh seorang bapak yang berjuang keras mewujudkan mimpi besar diiringi do'a harapan keluarga. Mungkin dia termasuk pria seksi menurut kriteria kompasioner Ellen Maringka. Yang jelas, secara pribadi saya belajar dari Gio menjadi seorang bapak yang baik dan diidamkan. Mungkin Gio bukan satu-satunya kontestan II yang telah menikah dan memiliki anak. Dulu ada Aris se angkatan Giselle. Namun hanya Gio yang telah memberi kesan kekeluargaan yang dalam. Simpatik.
Dalam beban menampilkan yang terbaik sungguh terlihat Gio berusaha keluar dari bebannya. Pemirsa lantas melihatnya sebagai seorang yang tak terkesan terbebani melainkan yang memikul tanggung jawab dan tampil all out.
Maka tak ada kata lain yang pantas disematkan kepada bapak muda nan seksi ini daripada 'kuda hitam' yang siap menggilas kontestan mana saja. Seakan dirinya dipenuhi segunung kekuatan maha dahsyat berisi do'a harapan keluarga sanak saudara pendukung.
Gio tetap tahu diri dan sadar. Dia bukan unggulan. Tapi dia selalu berusaha tampil maksimal, juri tau itu dan sangat menghargainya. Juri Tantri beberapa kali mengakui kemajuannya melesat kuat. Gio seorang yang sangat mau belajar dari coachnya, dan sangat terasa bagaimana Gio sangat menghormati mereka. Saya jadi teringat Joy Tobng di II yang pertama. Awalnya tak diperhitungkan. Beberapa kali masuk bottom three. Namun dia melejit bak roket ke singgasana juara.
Saya dan banyak pendukung Gio berharap proses kemajuan Gio berlanjut terus.
Nowela, Virzha atau Husein jadi juaranya, itu tak mengherankan. Kita tak tahu apakah Gio punya sesuatu ke depan untuk ditampilkan yang membuatnya melewati hambatan menuju puncak kejayaan.
Sebaiknya jangan anggap enteng dengannya. Dan akan lebih baik lagi jika pembaca-pembaca yang terhormat bersama-sama dengan saya memberikan sms yang berharga kepadanya setiap Jumat malam.
Alasannya?
Firasatku mengatakan Gio siap memesona kita dengan keseksiannya, hingga puncaknya.
--------------------------
Keterangan foto