Mohon tunggu...
Pink Boby
Pink Boby Mohon Tunggu... Desainer - Desainer

Suka gambar

Selanjutnya

Tutup

Seni

Fenomena desainer instan vs desainer profesional

24 Desember 2024   08:36 Diperbarui: 23 Desember 2024   12:41 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dalam era kemajuan teknologi dan desain yang begitu pesat, kita sering membandingkan dua jenis desainer: desainer instan dan desainer profesional. Desain, yang sejatinya adalah solusi kreatif untuk menyelesaikan masalah, kini telah berevolusi dengan hadirnya teknologi dan platform yang mempermudah prosesnya. Artikel ini ingin membahas lebih jauh tentang perbedaan mendasar antara desainer instan dan desainer profesional, serta bagaimana keduanya dapat memengaruhi kualitas dan efektivitas desain dalam menyampaikan pesan.Mengacu pada pendapat Acher (1965), desain adalah cara menyelesaikan masalah dengan target yang jelas. Dalam prosesnya, desain tidak hanya membutuhkan kreativitas tetapi juga pemikiran strategis untuk mencapai tujuan tertentu. Di sinilah muncul perbedaan mencolok antara desainer instan dan desainer profesional.Desainer instan adalah mereka yang mampu menghasilkan desain secara cepat, biasanya dengan memanfaatkan template atau software otomatis. Mereka cenderung fokus pada tampilan visual tanpa memperhatikan prinsip desain yang lebih mendalam. Pendekatan ini tentu cocok bagi mereka yang membutuhkan solusi cepat dengan anggaran terbatas. Desainer instan merujuk pada individu yang menggunakan alat-alat desain seperti Canva, Figma, atau aplikasi serupa untuk membuat karya desain. Dengan template yang sudah tersedia, pengguna dapat dengan cepat menghasilkan desain tanpa perlu mempelajari teori desain atau memiliki keterampilan teknis yang mendalam. Dalam era digital saat ini, industri kreatif mengalami perkembangan yang pesat.


Pendekatan Dalam Merancang Identitas Merk


Desainer instan biasanya menggunakan template atau software otomatis untuk menghasilkan logo secara cepat tanpa memerlukan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip desain. Pendekatan ini sering dipilih oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang memiliki anggaran terbatas dan membutuhkan logo dalam waktu singkat. Misalnya, sebuah UMKM yang menjual kopi mungkin memilih logo sederhana berupa gambar cangkir kopi dan nama toko— desain yang umum namun efektif.Berbeda dengan itu, desainer profesional menghadirkan solusi yang lebih mendalam dan strategis. Mereka memulai dengan menganalisis tujuan merek, nilainilai yang ingin disampaikan, hingga target pasar. Dengan keahlian dan pemahaman teori desain, mereka menciptakan logo yang tidak hanya estetis tetapi juga memiliki makna dan daya tarik khusus. Sebagai contoh, sebuah merek kopi besar dapat memanfaatkan desainer profesional untuk merancang logo yang mencerminkan keberlanjutan, kualitas biji kopi unggulan, keunikan rasa, atau karakteristik produk tertentu yang menjadi ciri khas mereka. Identitas merek adalah elemen visual, verbal, dan emosional yang membedakan suatu merek dari kompetitornya. Identitas ini mencakup logo, warna, tipografi, suara, dan elemen lain yang membantu merek berkomunikasi dengan audiensnya. Merancang identitas merek bukan hanya soal yang estetika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun