Sumber:
Pilpres 2014, Dalam Tarian Isu SARA
Sehubungan dengan semakin dekatnya Pemilu 2014, mungcul sebuah artikel yang cukup menarik menurut saya. Walaupun artikel ini hanyalah sebuah opini dari sang penulis, namun apa yang dituliskan dirinya sangat masuk akal jika dibandingkan dengan fakta-fakta yang terjadi pada saat ini.
Diartikel diatas disebutkan bahwa pada pilpres 2014 yang akan datang sangatlah kental dengan isu SARA. Masyarakat pastinya saat ini tau, calon presiden terkuat di posisi teratas ada Joko widodo dan Prabowo Subianto.
Artikel diatas juga memaparkan bahwa kemungkinan besar nantinya Jokowi mendapat dukungan dari PDIP, Nasdem dan PKB serta Polri. Tak hanya itu, dukungan kepada Jokowi juga datang dari para Naga (etnis Tionghoa) dipimpin James Riady (Lippo Group). Selain memimpin barisan para Naga, James Riady juga disebut-sebut sebagai tokoh Kristen aliran Presbyterian di Indonesia. Jadi, James Riady memimpin dua kelompok Kristen Presbyterian dan para Naga (etnis Tionghoa).
Selain itu juga disebutkan, adanya kedekatan Jokowi dengan FX Rudyatmo(Katolik) yang menjabat sebagai Walikota Solo dan juga dukungan dari Kompas Group yang juga berada di barisan Katolik. Hal ini memungkinkan membuat Jokowi disegi agama berada di pihak Kristen dan Katolik, dari segi social Jokowi berada di etnis Tionghoa dan dari segi hankam berada di pihak Polri.
Sedangkan dari sisi Prabowo, kini telah mendapat dukungan dari 3 parpol berideologi Islam yakni PAN, PKS dan PPP. Ketiga parpol Islam ini juga sudah menggandeng 2 kelompok Habib besar yakni Majelis Rasulullah dan Nurul Mustofa ke Prabowo. Arahnya kini pada pembentukan koalisi Islam mendukung Prabowo. Hanya tersisa PKB dan PBB dari parpol ideologi Islam yang belum bergabung ke Prabowo.
Disebutkan Juga Prabowo sangatlah dekat dengan TNI yang memungkinkan nantinya TNI akan berada dipihaknya. Hal ini memungkinkan membuat Prabowo dari segi agama berada di pihak Islam, sedangkan dari segi hankam Prabowo berada di pihak TNI.
Dengan dukungan dari kedua tokoh yang menjadi kandidat terkuat sebagai Capres inilah, memungkinkan akan adanya pertarungan SARA antara Islam-Kristen dan Katolik, Pribumi-Etnis Tionghoa dan juga Polri-TNI.
Sekarang tinggal masyarakat sendiri yang memilih berada dipihak mana.
Namun adapula pertanyaan dibenak saya, apa mungkin Indonesia yang memegang teguh Bineka Tunggal Ika akan seperti ini?
Saya akui Indonesia memang memiliki semboyan tersebut, namun pada kenyataanya SARA itu sulit terlepas dari masyarakat saat ini, di segi agama pernikahan di Indonesia belum memperbolehkan pernikahan yang berbeda agama, di segi hankam faktanya saat ini masyarakat pastinya tau, TNI dan Polri dari dahulu sampai saat ini apakah akur?, dan disegi social, fakta yang saya lihat masyarakat tionghoa mayoritas hanya bersahabat dekat dengan yang juga tionghoa, walaupun sebagian kecil masyarakat tionghoa tidak demikian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H