Kau adalah pejuang
Setidaknya di mataku seperti itu
Kau peduli
Setidaknya hatiku membisikkan kata itu
Kau tegar
Semua orang mengatakan begitu
Kau kuat
Waktu sudah membuktikan kekuatanmu
Kau adalah pejuang yang menapaki liku lorong waktu
Dengan tanganmu kau bersihkan sebutir mutiara
Dari balutan lumpur pekat
Dan serpihan debu
Dengan hatimu kau beri sepotong jiwa senyum kehangatan
Walau hanya berbuah ucapan singkat terima kasih
Tapi kau tahu maknanya
Dalam, sangat dalam
Semua sudah lebih dari cukup
Untuk silih gamang jiwaku
Dan aku memilih untuk menatapmu dari kejauhan
Tanpa ingin mendekat
Biarlah aksara saja yang mendekatkan puzzle hati
Membiarkannya terserak tanpa terlengkapi lagi
Lorong hidupmu di sana
Lorong jiwaku di sini
Membentang pada dimensi yang berdampingan
Tak hendak menembus dinding yang menjulang
Hanya doa semayam di hati
Kelak semua harapmu semoga tergenapi
Dan ada tangan mungil akan terulur padamu
Meminta pelukmu dan membisikkan tanda cintanya, "Kakek..."
Dan yang harus kau lakukan hanyalah terus berjuang
Karena kau pejuang dalam keabadian
*4 Al : win the game! Â defeat that damn leukemia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H