Pesawat ATR72-600 menyentuh landasan pukul 07.50 WITA di atas landasan yang cukup basah karena sehabis hujan pagi di Bandara Naha, Tahunan, Kepulauan Sangihe. Sebuah pulau yang bila diudara tampak tertutup dengan hutan Kelapa dan Cengkeh. Hanya ada satu kali penerbangan di pagi hari dari Manado, dan ke Manado dengan maskapai swasta.
Perjalanan ke ibukota yang terletah di Tahuna ternyata bisa dilalui dengan jalan yang cukup berkelok tetapi cukup mulus selama kurang lebih 30 menit, dengan pemandangan alam yang sangat indah.
Hidup di era sekarang tentu kita tidak bisa terlepas dengan apa yang namanya sinyal. Disinilah kita baru merasakan, menemukan sinyal di pulau yang sangat indah ini cukuplah susah. Dari obrolan dengan warga setempat, mereka merasakan hal yang sama tentang kualitas sinyal yang masih sangat terbatas dan sering putus-putus.
Untuk sinyal telepon, masyarakat masih bisa menikmati komunikasi melalui telepon yang di operasikan oleh operator swasta terbesar di negeri ini. Tetapi, saat kita menggunakan internet, kita akan dihadapkan dengan koneksi yang sangat lambat. Bila kita menemukan tulisan 4G yang aktif di ponsel kita, itu hanya tulisan saja, karena koneksi asli yang kita dapat dari BTS-BTS di Sangihe masih terhubung dengan satelit saat ini, bukan melalui fiber optik, sehingga sinyal 4G yang dipancarkan oleh BTS belum berkualitas 4G.
Semua ada 29 pulau berpenghuni di Kabupatan Sangihe, yang semuanya sudah terhubung dengan BTS saat ini, meskipun semua BTS masih menggunakan satelit untuk koneksi.Â
Jangan berharap kita bisa mengakses Youtube dengan baik di daerah ini. Hanya beberapa tempat yang mendapatkan sinyal cukup baik, itupun di jam tertentu, terutama bukan di jam-jam sibuk.
Hal ini mungkin tidak akan terjadi lagi, karena saat ini pemerintah sedang menyelesaikan proyek Palapa Ring, sebuah proyek yang menghubungkan daerah-daerah di Indonesia melalui koneksi fiber optik, sehingga 2020 negeri ini Merdeka Sinyal.
Pemerintah sejak 2015 lalu berkomitmen menyelesaikan membangun layanan telekomunikasi dan internet di seluruh pelosok dimana operator belum menjangkau.Â
Bila saat ini ada sebuah situasi yang sangat menyedihkan soal komunikasi, dimana di pulau Jawa masyarakat bisa mendowload konten internet dengan koneksi cukup cepat dengan biaya murah, sedangkan di luar Jawa terutama di Indonesia Timur koneksi yang didapat masyarakat cukup lambat dan biaya sangat mahal, kesenjangan ini yang ingin dihilangkan oleh pemerintah.
Pemerintah melalui BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi) di bawah Kementerian Kominfo mentargetkan seluruh jaringan fisik fiber optik selesai di tahun 2018 ini. Proyek dengan nama Palapa Ring ini akan menyambungkan 57 kabupaten yang belum terhubung dengan koneksi kabel optik dari 514 kabupaten yang ada di Indonesia.
Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan informatika (BAKTI) merupakan unit organisasi noneselon di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang mempunyai tanggungjawab melaksanakan pengelolaan pembiayaan Kewajiban Pelayanan Universal dan penyediaan infrastruktur dan layanan telekomunikasi dan informatika.