Mohon tunggu...
Pingki Wib
Pingki Wib Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sosok: Kisah Inspiratif dari Seorang Perajin Aluminium

23 April 2018   10:05 Diperbarui: 23 April 2018   18:42 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Solikhin seorang perajin aluminium yang lahir di Jepara tepatnya 60 tahun silam.

Bapak dari  lima orang anak ini merupakan sosok yang sangat tabah dan tegar dalam menjalani kehidupan. Ia dilahirkan dari Keluarga yang sangat sederhana dan merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara. 

Sebagai anak yang paling tua, ia merasa malu jika harus menggantung kepada orang tuanya yang hidup dengan sangat sederhana, melihat kondisi orang tuanya yang kini bebannya semakin berat ia pun memutuskan untuk ikut bekerja agar dapat membantu meringankan beban orang tuanya.

Meskipun ia masih berstatus sebagai pelajar sekolah dasar kala itu, ia merupakan sosok yang ulet dan tekun dalam bekerja sebagai perajin aluminium dengan pamannya. Terbukti hingga sampai saat ini beliau pun masih menekuni usaha yang didirikannya sewaktu ia masih remaja.

Berkat ketekunan, kesabaran dan keuletan beliau, kini ia mampu mencukupi kebutuhan keluarganya sehari-hari, tak hanya itu ia juga dapat menyekolahkan kelima anaknya hingga lulus Sma, bahkan ada yang hingga ke jenjang perguruan tinggi. Itu semua berkat do'a dan kesabaran beliau dalam menjalani hidupnya.

Meskipun dahulu sewaktu masih ikut bekerja dengan pamannya ia hanya di beri upah 5-7 rupiah, ia tetap mensyukuri, karena ia memiliki prinsip bahwa "sekecil atau sebesar apapun rizki yang diberikan oleh Allah, kita wajib untuk selalu mensyukurinya".

Kini ia tak hanya menjadi seorang perajin aluminium, ia juga diberi amanah warga sekitarnya untuk mengabdi menjadi ketua Rukun Tetangga (RT) di Desanya, amanah tersebut sudah diembannya sekitar 5 tahun yang lalu, dan kini ia masih terus dipercaya untuk mengemban amanah tersebut. Beliau pun menerima amanah yang diberikan kepadanya dengan ikhlas, dan akan terus berusaha untuk menjaga amanah tersebut. 

Beliau merupakan tauladan bagi anak-anaknya, beliau juga berpesan kepada anaknya untuk tetap bersyukur atas apa yang diberi oleh yang maha kuasa, ia juga menambahkan "opo seng dadi cita-cita ajaken, nanging ojo kesusu tur ojo karo nafsu" yang kurang lebih artinya "apa yang menjadi agan-aganmu, cita-cita mu kejarlah sampai dapat, akan tetapi jangan tergesa-gesa, dan juga jangan gunakan nafsu untuk mengejarnya" pungkas bapak lima orang anak ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun