Mohon tunggu...
Amisa Pingkan Lahuri
Amisa Pingkan Lahuri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Padang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjelajahi Kemegahan Masa Lalu: Perjalanan ke Candi Muaro Jambi

30 Mei 2024   17:53 Diperbarui: 30 Mei 2024   18:15 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelajahi Kemegahan Masa Lalu , Perjalanan ke Candi Muaro Jambi 

Candi Muaro Jambi terletak di Desa Muaro Jambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Indonesia. candi ini berada di tepi Sungai Batanghari, sekitar 65 KM Ke arah timur Kota Jambi. Kompleks Candi ini diapit oleh dua anak sungai, yaitu Sungai Talang dan Sungai Muaro Kumpeh. 

Candi Muaro Jambi, kompleks candi Buddha terbesar di Sumatera, menanti untuk dijelajahi. Perjalanan saya ke situs bersejarah ini bagaikan petualangan ke masa lampau, menguak kisah kejayaan Kerajaan Melayu dan Sriwijaya beserta kemegahan candi yang dahulunya dikenal sebagai Universitas terbesar pada masanya. 

Perjalanan dimulai dari Kota Padang , dengan menempuh perjalanan darat sekitar kurang lebih 12 jam menuju Candi Muaro Jambi. Sepanjang jalan, perkebunan sawit dan perkampungan tradisional menemani, menghadirkan panorama pedesaan Jambi yang menawan. Perjalanan yang baru pertama kalinya saya lakukan sejauh ini. 

Sesampainya di kompleks candi, suasana tenang dan magis langsung terasa. Candi Muaro Jambi terdiri dari 110 candi dan 85 menapo (gundukan tanah), yang tersebar di area seluas 80 hektar. Candi utama, yaitu Candi Gumpung, berdiri kokoh dengan ketinggian 20 meter, dikelilingi candi-candi kecil lainnya. 

Candi Gumpung yang telah mengalami pemugaran tidak memiliki atap diatasnya namun dikabarkan bahwa dahulunya Candi Gumpung memiliki atap yang rusak akibat tertimbun oleh pepohonan. Candi Gumpung dulunya digunakan sebagai tempat pemujaan. 

Memasuki Candi Gumpung, saya takjub dengan arsitektur megahnya. Batu bata merah tersusun rapi membentuk struktur candi yang simetris dan indah. Batu bata merah disusun tak seperti orang sekarang kebanyakan, cara penyusunannya yang unik serta komposisi pembuatan bata yang pas membuat bata merah ini mampu bertahan bertahun-tahun lamanya hingga sekarang.Batu merah digunakan sebagai bahan utama dalam pembangunan candi dikarenakan sifatnnya yang mudah di bentuk dan tahan lama Berikut penampakan susunan batu bata merah bagian bawah : 

Candi Muaro Jambi menyediakan udara yang segar ditambah lagi saat saya berkunjung terjadi hujan menambah kesan tenang di candi tersebut. Pada bagian candi lain difungsikan sebagai makam bagi para guru besar yang dulunya mengajar di tempat ini. Tidak semua yang belajar disini bisa dimakamkan, hanya beberapa yang memiliki pengaruh besar pada waktu. 

Dan bagian-bagian kecil lainnya adalah makam murid yang dahulunya sudah hampir setingkat dengan guru tersebut serta maksud lain supaya lebih dekat dengan gurunya. Untuk beberapa candi lainnya tentu memiliki fungsinya masing-masing. 

Meskipun peneliti masih belum meyakini fungsi-fungsi tersebut secara pasti, Namun berdasarkan penelitian dan bukti arkeologi, candi-candi di kompleks ini diyakini memiliki fungsi sebagai, Tempat pemujaan, tempat pertapaan, tempat pendidikan dan tempat pusat pemerintahan.

Bagi pecinta fotografi, Candi Muaro Jambi menawarkan spot-spot foto yang instagramable. Sudut-sudut candi dengan arsitekturnya yang unik, serta pemandangan alam di sekitarnya, menjadi latar belakang foto yang memukau. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun